Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Atmosfir Pemilu 2014 Terkeras Selama Pemilu Pasca Reformasi

8 Juni 2014   05:46 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:45 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak Reformasi 16 tahun yang lalu, kita sudah tiga empat kali ganti presiden. Tapi hanya SBY yang dipilih langsung oleh rakyat. Habibie hanya meneruskan. Gusdur dan Megawati di pilih oleh MPR. Dua kali pemilihan di 2004 dan 2009 berjalan dengan ketat tapi tidak sekeras 2014.

Pemilu 2014 yang akan diadakan 9 Juli nanti terasa sangat keras atmosfirnya. Seorang teman menyebutkan sesuatu yang sangat tepat:

NKRI bagikan wanita yang sedang hamil tua hendak MELAHIRKAN Indonesia Baru

Pernyataan yang sangat menyentuh.  BIRTHING a NATION adalah kalimat yang tepat yang akan kita lakukan di 9 Juli nanti.  Apabila proses melahirkan tidak sehat kita akan mendapatkan bayi yang cacat, atau bahkan mati.  Seluruh elemen kebhinekaan harus berdoa dan bekerja untuk sama-sama melahirkan bangsa yang baru.  Bebas dari masa lalu.

Kelahiran ini agak keras dan sulit karena Indonesia Baru adalah BAYI RAKSASA.  Indonesia yang baru akan menjadikan semua janji Tuhan melalui janji kemerdekaan di genapi.  Indonesia akan memulai perjalanan di musim baru (new season) untuk menjadi negara yang adi kuasa.  Suatu mimpi yang sudah di hati Soekarno ketika dia berpidato di depan PBB "To Build World a New" (download full text)

Sangat keras karena pemodal yang sudah sekitar setengah abad  atau 50 tahun menguasai bumi pertiwi (33 tahun orba plus 16 tahun reformasi).  Pemodal-pemodal yang bermuara dari korupsi masif selama 33 tahun yang kemudian menyebar menjadi kanker dimana-mana dijaman reformasi,  seperti kata Romo Mangun.

Pemodal-pemodal yang tidak akan rela gunung emasnya ditutup, kilang minyaknya dipindahkan, tambangnya di pertanyakan, proyek-proyeknya jadi bermasalah, dan ribuan alasan pribadi yang lain.  Mereka akan menghalangi DENGAN CARA APAPUN biarpun itu harus "Tidur dengan Musuh" (Sleeping With the Enemy).

Jokowi bukan orang sempurna dan sangat luar biasa.  Dia banyak kelemahan seperti layaknya kita semua.  Tapi Jokowi adalah satu-satunya harapan dari sebuah kebaruan.   Hanya dia satu-satunya yang bukan dari masa lalu.  Jokowi adalah kunci diselesaikannya Reformasi 1998, karena ternyata REFORMASI BELUM SELESAI.

"All hands on deck" adalah suatu istilah dalam kapal perang apabila musuh mendekat.  Tidak berlebihan kalau kita katakan sekarang ini seluruh WNI hands should be on deck untuk membantu melahirkan Indonesia Baru dengan memilih yang tepat.  Jokowi for President!

Pendekar Solo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun