Tidak menyangka bahwa PDI-P, PKB, dan Hanura akan mendukung Opsi ke-3 yang mereka sampaikan Demokrat panik dan walk-out setelah skorsing di rapat DPR RI yang cukup memalukan kita sebagai bangsa.
Tidak mungkin SBY tidak mengikuti dan memberikan instruksi dari US dimana dia berada. Â Entah secara langsung maupun tidak, SBY sebagai pimpinan tertinggi partai Demokrat pasti terus mengawal sidang paripurna RUU Pilkada.
***
Pilkada tak langsung melalui DPRD akan sangat mungkin terjadi lagi di 2015, kecuali Mahkamah Konstitusi menganulirnya. Â Dan hal itu sangat menyakitkan bagi rakyat. Â Rakyat yang memilih anggota-anggota DPR "secara langsung" akhirnya harus tertipu dengan pembohong-pembohong demokrasi tersebut.
Logika bahwa Pilkada tidak langsung menyebabkan harta kekayaan bangsa pindah ke pemodal-pemodal seperti yang disampaikan Totok Daryanto dari PAN, sangat menghina rakyat. Â Logika yang lain mengatakan bahwa rakyat belum siap alias masih bodoh seperti yang kompasianer Thamrin Dahlan isyaratkan dalam puisi ataupun opininya.
Anggota DPR/D langsung dipilih rakyat, dan sekarang rakyat di buat di posisi bodoh dan dicabut haknya untuk memilih langsung. Â Tidak heran apabila sosial media penuh sumpah serapah terhadap orang-orang legislatif dan komplotan merah putih yang tak tahu diri ini.
***
Tetapi di atas semua drama urakan yang disuguhkan komplotan merah putih, SBY dan Demokrat adalah pengkhianat reformasi yang sebenarnya. Â Paling tidak komplotan sakit hati tetap konsisten berperang melawan Jokowi cs (ujung-ujungnya), tapi SBY dan Demokrat telah mempertunjukan arti kata pengecut dan licik dalam dimensi yang terdalam.
Tidak ada dignity (kehormatan) sama sekali dari cara berpolitik mereka. Â Bagaimana mungkin mengusulkan sesuatu dan didukung tapi malah walk-out? Speechless.
SBY sudah selesai. Sejarah akan menuliskan bagaimana sang idola reformasi akhirnya terpuruk di titik NOL dan menjadi pengkhianat reformasi. Â It's not over, it's just a beginning. Â Orang jahat bisa mereka-rekakan yang jahat, Tuhan akan pakai untuk kebaikan. Â Lawan!
Pendekar Solo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H