Ada 3 skenario yang melatar belakangi kubu KMP memilih paket "Orang-Orang Terbaik KMP" ini.
1. Â KMP menerapkan 100% Sistem Kontrol.
Orang-orang ini dipilih karena mereka sudah terlalu jauh masuk bermain. Â Sebab itu keloyalan mereka terhadap "agenda KMP" sudah teruji. Â Prabowo (pemimpin utama) tidak akan mau lagi memakai skenario "numpang nama" seperti kasus dengan Ridwan Kamil atau Ahok. Â Rakyat mencintai Kamil dan Ahok tapi tidak Gerindranya, sebab itu jalan ini tertutup.
2. KMP tidak lagi memakai topeng.
5 orang inilah mewakili wajah asli dari KMP. Â Rakyat bisa melihat, dan KMP tidak malu lagi. Â Artinya bagi mereka ini adalah kartu terakhir untuk dimainkan. Â Tidak perduli etika, apa kata rakyat, pasar modal drop, sejarawan mau nulis apa. Â Mereka sudah "all out" sepert apa kata SBY. Â All out untuk menjegal Jokowi.
3. Partai-Partai KMP perlu dana operasional
KMP sesederhana bagi-bagi kursi ke partai-partai pendukung, karena partai-partai ini sebenarnya mengincari APBN yang 2000 T itu. Â Tapi karena mereka tidak ada dalam gerbong eksekutif, bisa dikatakan partai-partai ini kehilangan mata pencaharian. Â Dan perlu diingat, budget DPR para pemimpin ini yang memiliki kekuasaan besar untuk mengaturnya.
Bagi rakyat semua, kita tidak perlu berteori lagi. Bukan suatu perkiraan atau dugaan negatif. Prototype inilah yang coba di terapkan di 34 provinsi Indonesia melalui Pilkada tak langsung. Kalau yang terbaik yang mereka punya adalah 5 orang ini, jangan berharap UU Pilkada tak Langsung melahirkan orang-orang terbaik yang dipunyai ibu Pertiwi. #Lawan
Pendekar Solo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H