Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Menyiapkan Armagedon

28 Oktober 2014   21:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:24 1937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah Armagedon merujuk kepada perang besar terakhir, hidup atau mati.  Berasal dari kata Ibrani Har Megido (הר מגידו) yang artinya Bukit Megido, kata Armagedon merujuk kepada sebuah dataran lembah.  Jargon yang awalnya berbau rohani menjadi istilah gaul setelah film Armagedon yang di bintangi Bruce Willis, Ben Afflect dan Liv Tyler menjadi box office dunia.

Film Armagedon menceritakan keadaan dunia yang terancam kiamat karena serangan asteroid.  Satu-satunya cara untuk menghindari menurut NASA adalah ditanamkannya bom nuklir yang harus ditanam 800 kaki (250m) di inti ateroid untuk diledakkan.

Disinilahlah menariknya film ini.  Mereka harus mencari tukang box yang mahir untuk dilatih jadi astronot dalam waktu yang mepet.  Harry Tamper pengebor minyak lepas pantai adalah orang yang tepat untuk ngebor. Orang biasa, tapi dialah yang paling tepat.  Dan lebih dinamis lagi ceritanya karena Harry Tamper memberi syarat "non transaksional", Harry mau memilih timnya sendiri.

Bisa dibayangkan tim yang cukup aneh terbentuk.  Tim pengebor minyak lepas pantai yang terdiri dari orang-orang keras di lapangan harus dilatih gaya Astronot NASA.  Tim aneh tapi kompeten ini, akhirnya menyelematkan dunia dengan pengorbanan dari Harry Tamper sendiri.

***

Kabinet Kerja Jokowi memiliki kemiripan dengan tim Harry Tamper.  Bu Susi  mungkin salah satu yang paling kontroversial dengan rokok, tatto, dan non degreenya.  Ignatius Johan yang doyan blusukan seperta Jokowi termasuk "orang aneh" yang diharapkan membuat teroboson di perhubungan.   Latar belakang mereka dari petani, tukang kue, kondektur dan penjual ikan di Kabinet Jokowi kata sebuah media, dan 25% wanita atau seperempat dari seluruh tim.  Suatu kombinasi yang berani.

Komunikasi Jokowi selalu penuh dengan simbol-simbol.  Masyrakat dengan sigap menangkap simbol itu, meskipun kemudian ada "suku-suku" tertentu yang merasa kecewa karena tidak merasa terakomodasi, sejarah mencatat Jokowi mampu menjawab tantangan awal pemerintahan yang bekerja.

Faktor parpol, profesionalitas, integritas, kecocokan dengan yang dibutuhkan Jokowi sendiri semua terakomodasi dengan cukup seimbang.   Masih ada lembaga setingkat menteri yitu BIN, Jagung, BKPM yang belum terisi, ditambah dua badan baru Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Promosi Ekspor Nasional totalnya menjadi 5 lembaga.  Kita nantikan Kabinet Kerja PLUS ini bisa blended menjadi the dream team yang dimau Jokowi.

***

Jokowi seperti Harry Tamper memilih tim-nya berdasarkan pekerjaan yang harus diselesaikan, dan juga kecocokan dengan cara kerja dia.  Dengan memilih orang-orang yang tidak terbiasa dengan cara kerja Jokowi maka akan terjadi bottleneck dimana-mana.

Indonesia tidak sedang menghadapi asteroid luar angkasa, tapi korupsi, mentalitas aristokrat, penentang kebhinekaan, sampai sesederhana oportunis-oportunis yang menjadi benalu bangsa.  Tim Jokowi perlu menempatkan bom nuklir yang dalam sehingga kali ini bukan lagi wacana, tapi seluruh planet koruptor hancur lebur.  Selamat berjuang  Jokowi si Harry Tamper!

Catatan

apabila benar rencana semula pelantikan menggunakan helm di tanjung priok, sebenarnya jauh lebih menarik juga.

Pendekar Solo


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun