[caption id="" align="aligncenter" width="538" caption="Liputan6.com"][/caption] Satu lagi dari Jokowi! Â Dari lawan politik memperebutkan gubernur DKI di tahun 2012, Â ekonom Faisal Basri berubah menjadi pendukung Jokowi, bahkan berita terbaru Faisal yang juga adalah kompasianer aktif di angkat menjadi panglima melawan mafia migas (baca). Bagi komunitas blogger dan jurnalisme warga, hal ini sangat membanggakan karena berarti tulisan-tulisan Faisal di blog Kompasiana bukan sekedar tulisan abal-abal tapi mampu menjadi sumbangsih pemikiran bagi bangsa dan negara. Dua tulisan Faisal masalah BBM seperti Hantu BBM, dan Jurus Pamungkas BBM Bersubsidi bisa menjadi indikasi apa yang akan di lakukan ketua Komite Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi ini. Dalam tulisan-tulisan diatas jelas Faisal PRO mengurangi subsidi BBM, tapi dengan catatan menjaga harga eceran untuk melindungi kaum miskin (poor) dan hampir miskin (near poor). Â Pemikiran-pemikiran emas yang tidak gampang di mengerti pembaca biasa, tapi tertanya di mengerti Jokowi. Berikut adalah kesimpulan pemikiran Faisal dari tulisan Jurus Pamungkas BBM Bersubsidi.
Jadi, cara paling ampuh menurunkan angka kemiskinan bukanlah dengan mempertahankan harga BBM bersubsidi yang nyata-nyata menambah kenikmatan kelas menengah ke atas, melainkan dengan menjaga kestabilan harga beras di tingkat eceran seraya mendorong pendapatan petani dengan mereformasi mata rantai setelah panen. Selain itu, juga dengan menaikkan cukai rokok agar petani kian menjauh dari barang yang merusak kesehatan dan kantong petani.
Kesimpulan ini memperlihatkan bahwa Faisal Basri dan tim akan menjadi tim SWAT (Special Weapon and Tactics) yang akan menjadi momok Mafia Migas yang super ganas. Dalam enam bulan kedepan Faisal dan tim akan memberikan rekomendasi kepada Jokowi langkah-langkah yang akan di ambil. Â Bisa dibayangkan betapa kerasnya enam bulan kedepan suhu politik Indonesia. Â BIN, Kepolisian, dan TNI harus mampu menjadi badan-badan netral untuk menjaga gejolak politik besar ini.
***
Pembentukan Tim ini membuktikan lagi kesungguhan Jokowi untuk melakukan perubahan-perubahan yang memotong vicious circle (lingkaran setan) dalam pembangunan Indonesia.
Melihat gebrakan-gebrakan yang ada, misalnya di kelautan, Menteri Susi jelas menjadi primadona baru di media dengan terobosan-terobosan lugasnya. Juga, terbongkarnya skandal server E-KTP yang memalukan di kementerian dalam negeri membikin marah jutaan rakyat yang datanya di obral, dan ditambah terobosan-terobosan yang sedang disiapkan Anies Baswedan di pendidikan, Ignatius Jonan di Perhubungan, dan Hanif Dhakiri di ketenagakerjaan sangat menggembirakan kita semua.
Hal-hal tersebut sekaligus membikin rakyat semakin bertanya-tanya apa yang dilakukan pemerintahan SBY selama ini. Â Begitu banyak hal yang sederhana yang seharusnya bisa dilakukan sehingga mengubah banyak hal yang sangat esensi, tapi seakan tidak terjamah.
***
Seiring dengan melambungnya harapan, ternyata lawan-lawan politik Jokowi tetap tidak mau berhenti untuk "mengganggu" dengan kicauan-kicauan yang sumbang. Â Kritik-kritik politik yang dilakukan sangat dangkal kalau dilihat dari kacamata orang awam.
Wakil-wakil rakyat, tokoh-tokoh publik diharapkan mengkritik yang waras dan tidak seperti akun-akun abal-abal yang "waton suloyo" (asal ngomong). Â Untuk itulah, terima kasih untuk kompasianer Faisal Basri, Bapak telah memberikan contoh bagaimana menulis blog yang sebenarnya. Â Tidak asal analisa, tidak asal ngomong, tidak asal kritik dan memusuhi. Â Selamat bekerja Pak Faisal, tangkap semua maling migas!
Pendekar Solo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H