Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Curcol Korban Asing, Aseng, dan Amin

14 Desember 2014   06:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:21 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_341070" align="aligncenter" width="600" caption="https://fbcdn-sphotos-f-a.akamaihd.net/ "][/caption]

Sakitnya itu disini, sambil nunjuk ke hati tentunya! Setiap kali akhir tahun, waktu merenung perjalanan 1 tahun dan mau mulai tahun yang baru, selalu di kotori dengan haram mengharamkan soal Natal.  Sebagai pengikut Kristus (asal kata Kristen adalah Christianos yang artinya pengikut/follower Kristus) rasanya pedih sekali setiap kali mendengar kata "haram", dan "kafir".

Begitu jahatnyakah kami para pengikut Kristus dimata sobat-sobat ini?  Kami ini hanya orang-orang yang mau belajar AMEN yang artinya hidup ini semua dari Tuhan, oleh Tuhan, bagi Tuhan.  Soli deo Gloria!  Salahkah?

Tidak cukup sampai disitu, tahun 2014 adalah masa yang keras  dalam politik Indonesia.  Lahirnya Indonesia Baru dengan munculnya Jokowi, Ahok, Anies, Susi, Jonan, Kamil, Ganjar, dll ternyata juga diwarnai dengan munculnya kembali sentimen "Anti Cina".  Sehingga muncul istilah ASENG.  Unfortunately, bukan hanya pengikut Kristus, saya ini juga termasuk berkulit kuning.

Meskipun tidak bisa lagi bahasa mandarin, tapi sudah lebih dari 3 keturunan keluarga ada di Indonesia.  Termasuk marga Thio atau Zhang mungkin saya masih keturunan Thio Boe Ki (Pendekar Pedang Naga) atau Thio Sam Hong alias Zhang San Fu (Pendekar Kelana), sehingga nyaman di sebut pendekar Solo.

Bermata sipit, dan bermarga Thio adalah sebuah rahmat dariNya, karena lahir saya sudah seperti ini. Mengapa saya dimusuhi karena ini? Mengapa tidak memusuhi yang menciptakan saya?  Pahit rasanya setiap kali muncul isu-isu soal cina, tionghoa, atau bahkan kata "babi".

Sakitnya hati ternyata belum berhenti.  Tiba-tiba kata ASING-pun menjadi haram dan jahat.  Semua yang berbau barat selalu salah, rakus, dan dosa.  Dan lagi-lagi, saya tertegun.  Bukan hanya pengikut Kristus, keturunan Cina, saya pun lulusan Asing.  Selesai sudah.   Triple haram orang-orang seperti saya ini.  Asing, Aseng, dan Amin.

Menjadi pertanyaan akhir tahun saya adalah apakah begitu susahnya bangsa ini  untuk berhenti bermain jadi tuhan-tuhan kecil, dan stop men-steoreotype orang sembarangan?  Yang jelas seperti kata Jokowi, saya bersyukur dilahirkan dalam keluarga Aseng dan Amin yang berkesempatan belajar di Asing.

Sebuah perenungan kecil di bulan Desember.

Pendekar Solo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun