Disinilah saya tidak setuju dengan "guru" saya ini. Â Kali ini Pepih Nugraha sedikit banyak terbawa emosi dan kurang obyektif. Â Dan itu bisa dimaklumi. Â 3 "saudara Muslim" di tembak secara biadab. Â Saya yang bukan muslim saja juga emosi apalagi teman-teman muslim. Â Pasti sensi.
Kebudayaan Barat Modern sekarang ini sudah jauh dari budaya Kristen yang secara implisit tersirat sebagai penyebab Islamphobia. Â Barat (Amerika dan Eropa) sekarang ini adalah adalah kawasan liberal terbesar di dunia. Pragmatisme, dan hedonisme yang dibalut dalam humanisme tanpa Tuhan yang menjadi TUAN di dunia ide barat sekarang.
***
Media adalah perwujudan dari sebuah worldview dan ide.  Sebab itu menerka "mengapa" media barat tidak tertarik untuk menggoreng isu #ChapelHillShooting dan memilih untuk menggoreng isu Charlie Hebdo lebih obyektif dilihat dari sudut pandang worldview budaya populer Barat  bukan berdasar asumsi 300 tahun yang lalu dimana konservatif kristen masih menjadi pandangan populer.
Lalu apa poin saya? Â West is everything about Money. Â Itu cara saya melihat. Â Apapun yang "makes money" mereka akan lebih tertarik. Â Selama satu isu bisa menaikkan oplah maka mereka akan menggoreng sampai garing. Â Isu Charlie Hebdo jelas lebih sexy daripada "cuma" 3 anak sekolah di suatu kota tidak terkenal di North Caroline. Dan hal media barat tidak mempermasalahkan itu isu agama atau bukan. Â Yang penting menjual tidak?
Jadi bagi saya, Media Barat tidak double standard seperti tuduhan Pepih Nugraha, media barat hanya memiliki satu standard, business is business! Tapi tidak bisa dipungkiri juga bahwa operator media-media barat ada yang mungkin Islamphobia, tapi apakah semua admin Kompasiana juga obyektif? Â Human error selalu ada dimana-mana, tidak bisa jadi standard dan di generalisasi.
Sebagai perbandingan, ketika Kompas Online meng-HL kan "Kancing Jas Jokowi Saat bersama Sultan Brunei Jadi Perbincangan di Medsos" yang notabene adalah isu gorengan Kompasianer Rahmad Koto dan di "kripik" oleh Kompasianer Gunawan, saya menggeleng-gelengkan kepala. Â Sampai sedemikiannya Kompas online mencoba mencari hit sehingga mengkais-kais isu yang ga begitu penting. Â Isu kelanjutan Kurikulum 2013, Migas, PLTU, Tol Laut, dsb masih banyak dan penting. Â Kancing? Â Come on, finally it's all about money, isn't it?
***
100% saya yakin Pepih Nugraha tidak ada maksud, atau secara sengaja menyebarkan isu SARA dan Kebencian melalui Kompasiana.  Tetapi, semoga apa yang saya tuangkan di artikel ini dapat memberi sedikit pandangan kepada Bapak Kompasiana dan juga pembaca yang mungkin agak  terjangkiti "WestPhobia"  bahwa Barat tidak begitu perduli isu agama, jadi #jangansensi karena mereka lebih peduli uang.
Sebagai info tambahan, berapa banyak yang tahu bahwa di wilayah Texas, pendeta-pendeta dilarang berkotbah lagi dan mengatakan "Homosexual adalah dosa", karena walikotanya lesbian? Â Ada di HL. diberitakan besar-besar? Tidak sama sekali. Â Karena tidak makes money isunya. Â Bukan soal isu LGBT-nya, tapi intervensi seorang Walikota ke mimbar Gereja di negara demokrasi terbesar di dunia itu adalah kegilaan luar biasa. Â Western is going down morally, yes it is! Tapi bukan karena IslamPhobia.
Pendekar Solo