Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memang Nasib Jokowi Selalu Dibenci

21 Februari 2015   23:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:45 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="kupang.tribunnews.com"][/caption] Rokade politik Jokowi terlihat berjalan mulus.  TNI, BIN, Kejaksaan, dan sekarang KPK dan Polri sudah mulai sejalan dengan RI-1.  Dan seperti dugaan, haters akan selalu menjadi haters, Jokowi tetap salah dalam keputusan membatalkan BG dan memperhentikan AS dan BW. Isu yang dicoba ditiupkan kali ini adalah BH setali tiga uang dengan BG, pemberhentian AS dan BW karena pesanan PDI-P, semua adalah skenario Mega karena kasus BLBI, pejabat sementara  KPK adalah titipan, dan yang lebih konyol Jokowi sedang pencitraan lagi. Memang nasib Jokowi akan selalu dibenci.  Perlu diingat, Gus Dur sang begawan saja "mereka" bisa benci seperti itu apalagi Jokowi.  Tapi itulah bagian dari sebuah perjuangan yang harus dilalui.  "Watak keras-keras empuk" ala Jokowi ini memang tepat untuk musim politik kali ini. Jokowi cukup mampu menahan emosi melawan haters-haters yang selalu suudzon kata kompasianer Gunawan. Dengan jalan yang dibuka ini semoga kita bisa melihat "gaya Ahok" akan mulai bisa diterima seluruh bangsa. Artinya pembersihan dan pemurnian total bangsa ini. Kita tunggu, doakan, dan kawal bersama.

***

Panggung politik yang digelar karena kasus BG-AS sangat terang benderang.  Pemberhentian Sutarman sebelum waktunya dibarengi dengan keluarnya pernyataan SBY tentang pembersihan "orang-orang SBY", bahkan sampai ada pertemuan di Cikeas.  Jadi indikasinya SBY bermain ada.  Informasi intelijen yang kita tidak tahu bisa kita prediksi melalui move "bapaknya Ibas".

Tommy Soeharto yang lama ga terdengar pun, "tiba-tiba" semakin santer mengomentari pemerintahan Jokowi. Ada apakah?  Apakah kebetulan ketika kemudian terprediksi carut-marut ini ada hubungannya dengan "mafia migas"?

Prabowo yang 3 bulan menghilang, tiba-tiba muncul lagi ditengah kemelut.  Pendukungnya pun ternyata sudah mendudukkan sang Jendral di kelas "langitan".  Keren sekali bukan?

Belum lagi munculnya Denny Indrayana, Hasto, Trimedya, dll membuat rakyat bisa membaca secara jelas siapa AKTOR-AKTOR yang bermain.  Setiap aktor mempunyai kepentingan sendiri-sendiri, dan itulah realitas politik. Bahkan dalam tubuh KMP dan KIH pun mereka hanya berkoalisi sementara demi kepentingan kelompok mereka sendiri.

***

Apakah semuanya ini by design atau by accident?

Sejujurnya saya melihat bahwa kemungkinan besar semuanya ini adalah by accident.  Design politik yang dibuat pun tidak sampai sejauh ini.  Tapi itulah "KeBEJOan" Jokowi.  Dia hanya mengalir dari satu kejadian demi kejadian dengan niat baik untuk membangun bangsa.  Dan niat baik itulah yang membuat invisbile hand ikut campur tangan dan meloloskan Jokowi dari jebakan-jebakan politik.

Entah itu wahyu, hidayah, wangsit, hikmat atau revelation, selama Jokowi memiliki "niat yang benar" kenaifan Jokowi dalam berpolitik akan selalu dilindungi tangan Ilahi.  Artinya kombinasi antara "bejo dan cerdik" inilah yang menjadi kekuatan Jokowi yang sebenarnya. Biarpun dikepung spirit intimidasi, hatred, manipulasi, dan hipokrasi, pada akhirnya semua berpulang kepada Yang Maha Kuasa.

Setuju dan Rudi Valinka a.k.a @kurawa, yg mengatakan bahwa serangan ke Jokowi tidak akan berhenti.  Selama dia ada di rel yang benar, justru serangan akan bertambah banyak.  Kalau Jokowi diam dan tenang sepert masa SBY, justru para pendukung Jokowi harus segera bergerak untuk mengingatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun