Mohon tunggu...
Hanny Millenia
Hanny Millenia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menikmati Seni dalam Sunyi

25 Desember 2020   22:51 Diperbarui: 25 Desember 2020   23:02 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta, siapa yang tidak mengenal kota yang sangat istimewa ini. Kota yang terkenal sebagai Kota pelajar, tentunya di dalam kota Yogyakarta dihuni oleh berbagai masyarakat yang berasal dari daerah lain atau perantau, khususnya mahasiswa. DIY juga merupakan percontohan di Indonesia sebagai daerah paling ramah difabel. Perhatian Pemda DIY terhadap para difabel ditunjukan dengan banyaknya ruang khusus pada fasilitas umum untuk para penyandang disabilitas. 

Komunitas disabilitas terbanyak di Indonesia salah satunya berada di Yogyakarta. Salah satu komunitas disabilitas di Jogja yaitu, komunitas Bawayang. Komunitas Bawayang ini bertujuan untuk menaungi kreatifitas teman-teman tuli. Bawayang sudah menjadi rumah bagi teman-teman Tuli untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka dalam mengekspresikan jiwa seni dan perasaan yang mereka alami. Kegiatan komunitas Bawayang ini biasanya adalah latihan pantomim, teater, kelas bahasa isyarat, hip-hop, dan masih banyak lainnya. Tak jarang mereka juga mengikuti berbagai perlombaan dan beberapa kali juga mereka berhasil mendapatkan penghargaan. 

Komunitas ini juga bertujuan untuk menaungi teman-teman tuli yang pernah mendapat diskriminasi dari masyarakat luas sehingga mengurangi tingkat kepercayaan diri mereka. Dalam komunitas ini, salah seorang pendiri juga ingin memberikan kesempatan bagi para teman-teman tuli yang memiliki minat dan bakat di bidang kesenian. Komunitas Bawayang sendiri berada di lokasi Jl Langenarjan lor no. 16A, Panembahan, Kraton, Yogyakarta.

Selain berkegiatan di bidang seni, salah satu anggota Bawayang juga membuka sebuah kafe yang bernama "Kasuli" atau yang memiliki singkatan "Kafe Susu Tuli". Kafe ini berlokasi di tempat yang sama dengan komunitas bawayang biasanya melakukan kegiatan. Kasuli dibangun dengan niatan untuk membantu para teman Tuli lainnya yang mungkin memiliki kendala dalam menemukan pekerjaan. Kasuli dibuka untuk umum, baik untuk teman Tuli maupun teman Dengar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun