Mohon tunggu...
Hanny Nur Safitri
Hanny Nur Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa di salah sau Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Adakan Webinar, Kelompok 20 KKN MIT DR Ke-13 Angkat Topik tentang Kekerasan Seksual

23 Februari 2022   23:34 Diperbarui: 23 Februari 2022   23:34 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelompok 20 KKN MIT DR Ke-13 UIN Walisongo Semarang mengadakan webinar yang bertema "Kekerasan Seksual di Sekitar Kita Cegah, Kenali, Lapor". Kegiatan tersebut dilaksanakan secara daring, menggunakan media google meet, Rabu (23/02/ 2022). Tujuan diadakannya kegiatan ini untuk memberikan pemahaman kepada para peserta menegnai apa itu kekerasan seksual dan bagaimana cara untuk menanggapi apabila terjadi kekerasan seksual di lingkungan sekitarnya.

Dalam sambutannya Suhirman selaku Dewan Pembimbing Lapangan (DPL) menyampaikan bahwa saat ini mahasiswa harus peka terhadap keadaan disekitar khususnya dengan maraknya kasus-kasus kekerasan seksual yang tejadi di lingkungan sekitarnya atau kasus-kasus yang diberitakan di media massa.

"Saat ini kasus kekerasan seksual semakin marak diberitakan di media massa baik online maupun offline, untuk itu kita sebagai sebagai mahasiswa harus peka tentang hal tersebut dan memahami apa yang perlu dilakukan untuk menanggapi hal tersebut," ungkapnya.

Vika Rachmania Hidayah selaku pemateri pada webinar kali ini menerangkan kekerasan seksual merupakan perbuatan merendahkan, menghina, menyerang dan/atau perbuatan lainnya terhadap tubuh, hasrat seksual seseorang, secara paksa bertentangan dengan kehendak seseorang, yang berakibat penderitaan atau kesengsaraan secara fisik, psikis, seksual, kerugian secara ekonomi, sosial, budaya dan politik.

"Kekerasan seksual bukan hanya pemerkosaan, namun juga tindakan yang merendahkan,menghina, menyerang atau perbuatan lainnya terhadap tubuh secara paksa yang merugikan baik secara fisik, psikis maupun ekonomi,"ungkap Vika.

Adapun beberapa jenis kekerasan seksual diantaranya pemerkosaan, pelecehan seksual, intimidasi seksual termasuk ancaman percobaan pemerkosaan, eksploitasi seksual, pemaksaan kehamilan, perdagangan perempuan untuk tujuan seksual, pemaksaan aborsi, pemaksaan kontrasepsi dan sterlisasi.

"Untuk jenis kekerasan seksual sendiri banyak jenisnya diantaranya pemerkosaan, pelecehan seksual, pemaksaan kehamilan, pemaksaan aborsi dan lain sebagainya" ungkapnya.

Dimasa pandemi ini marak sekali terjadi kasus kekerasan seksual di lingkungan pendidikan, dimana sangat disayangkan seringkali para pelaku merupakan orang yang dipercaya sebagai tenaga didik di sebuah lembaga pendidikan. Ia memanfaatkan relasi dan kuasanya untuk menjadi pelaku kekerasan seksual.

Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis data kekerasan seksual di lingkungan pendidikan, sebanyak 55% dilakukan oleh guru dan korban termuda berusia 3 tahun. Terdapat 18 kasus kekerasan seksual sepanjang tahun 2021. Dari 18 kasus kekerasan seksual di lingkungan pendidikan 4 atau 22,22% total kasus terjadi di sekolah yakni di bawah wewenang kemendikbudristek. Sedangkan 14 atau 77,78% lainnya terjadi di satuan pendidikan di bawah wewenang Kementrian Agama.

"Kekerasan Seksual dilingkungan Pendidikan mengalami peningkatan, terdapat 18 kasus kekerasan seksual sepanjang tahun 2021" terang Vika dalam penyampaian materinya.

Para korban yang umumnya merupakan peserta didik berada dalam kondisi tidak berdaya (power less). Kondisi ini disebabkan karena adanya tekanan bahwa ia harus berhadapan langsung dengan  guru, dosen, atau kepala sekolah yang tentu saja memiliki kekuasaan, sehingga hal tersebut menjadi hambatan bagi dirinya untuk mendapatkan keadilan dan kebenaran.

"Para korban kekerasan seksual dilingkungan pendidikan banyak yang tidak berani melaporkan tindakan tersebut, karena para korban merasa tidak berdaya dan takut untuk speek up,korban merasa takut untuk melaporkan perbuatan tersebut karena tidak memiliki relasi yang kuat", terangnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun