Masalah stunting sampai sekarang masih menjadi kendala kesehatan di Indonesia klo kita liat dari data masih banyak stunting di Indonesia. Dari data Kemenkes 2018 bahwa dari 10 orang anak ada 3 orang yang terkena stunting.
Jumlah yang lumayan banyak dan tidak bisa dianggap remeh karena ketika anak stunting mempengaruhi pertumbuhannya dan secara ga langsung berpengaruh ke generasi penerus bangsa Indonesia,
Dari pemerintah pun selalu mensosialisasi program-program yang bisa mengurangi angka stunting di Indonesia, Btw udah tau kan arti dari stunting ini ? Stunting adalah kondisi dimana pertumbuhan anak mendapat gangguan sehingga tumbuh lebih pendek dari usianya.
Untuk mengingatkan kita pentingnya mencegah stunting dan obesitas Kemenkes RI tanggal 17 Februari 2022 mengadakan webinar dengan tema : " Kolaborasi Asyik Cegah Obesitas"
Ada beberapa narasumber yang materinya pastinya oke banget buat remaja dan umum. yang pertama ada mba Meilinda Mastan, S.Gz dari Tanoto Foundation. Tanoto Foundation adalah organisasi filantropi yang berdiri dari 1981 program-program yang ada untuk mengembangkan potensi masyarakat.
Seperti kita ketahui salahsatu penyebab stunting adalah anemia yaitu kekurangan zat besi. Sebagai seorang remaja gizi yang baik sangat diperlukan karena remaja dimasa pertumbuhan.
Tanoto Foundation pun melakukan sosialiasi ke masyarakat dari satu tempat ke tempat lain tap karena pandemi maka sosialisasi dilakukan secara online . Ya klo menurut saya cara ini cukup efektif malah bisa menjangkau daerah-daerah terpencil asal bisa mendapat internet. Â Â
Salahsatu yang dilakukan oleh Tanoto Foundation agar mengurangi stunting, mereka mengeluarkan buku tentang stunting dan melalui media sosial mengajak umum dan remaja untuk cegah stunting, Bahkan ada lombanya loh, Saya sempat melihat hasil peserta yang ikut lomba kreatif sekali.
Satu lagi cara agar remaja tau lebih dalam mengenai gizi, Mereka bisa mengikuti pembelajaran online di giziremaja,learning.nutritionitl.org, Disini mereka bisa mendapat info terpecaya sehingga mengurangi anemia karena dari data bahwa 1 dari 4 remaja putri usia 15-49 tahun mengalami anemia, tentu saja kondisi ini menjadi perhatian utama di Hari Gizi Nasional HGN 2022Â