Helai helai daun berguguran
di setiap musim berganti dari semi
luruh melayang jatuh ke pangkuan bumi
helai pun mengering jadi santapan cacing cacing tanah.
Pohon pun menangis
meringis perih kehilangan sang daun
yang terhempas miris
di lindas kaki kaki roda roda yang bengis.
Kehidupan layaknya helai helai daun
sewaktu muda bercongkak di ranting dahan
ketika tua gugur kekeringan daun pun berjatuhan
dan menjadi makanan rayap rayap tanah.
Elok sungguh, terjemahan dari alam
mengandung makna yang sangat dalam
melingkupi rahasia rahasia yang telah di kode sandi
misteri jika tidak terhayati.
Rambatan waktulah yang mengunci teka teki kehidupan
dalam bernegosiasi pada jenjang yang memanjang
laksana jalan jalan yang tak pernah ada ujungnya.
Hari hari adalah pengikat dari keadaan jasmani dan rohani
mengutaskan benang benang kehidupan
pada sebuah buku yang tercatat di harian
pasti akan ada endingnya seperti sebuah cerita dalam novel.
Akhir dari perjalanan kisah yang tak abadi
mematikan sebujur jasad menjadi bangkai
dan menyisakan segumpal cahaya dari kehidupan
adalah roh roh yang kekal jiwa yang tak pernah mati.
Daun pun seperti kembali merenkarnasi
lewat tumbuhan tunas baru yang bermekaran
di ujung ranting kembali
musim pun berpindah lagi ke semi
hijaun daun kini memetik angkuh
di atas pohon pohon bercabang tersenyum berseri.
Begitu pun insan insan, mati, lahir dan tumbuh kembali
lalui rahim seorang ibu, dari perpaduan genetik dua darah mengalir
lalu menjadikannya seorang bayi, remaja dan beranjak dewasa
dan tentu pasti akan ada akhirnya, batasan usia tua.
Lalu tubuh tak dapat lagi bertahan pada stamina yang mulai renta
hidup pun segera beralas di tikar terakhir
meninggalkan anak cucu yang kemudian hari men'generasi
seperti daun daun yang kering berjatuhan
dan terganti dengan pucuk daun muda yang lain.
HONY
PELABUHAN RATU
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H