Mohon tunggu...
Hanna HN
Hanna HN Mohon Tunggu... Jurnalis - Author biasa

Hanya seorang mahasiswi jurnalistik biasa yang memiliki suara dalam bentuk tulisan untuk dapat disebarkan kepada khalayak demi kebenaran hati dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengapa Harus New Normal?

11 Juni 2020   01:03 Diperbarui: 11 Juni 2020   01:06 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Seperti yang kita ketahui, kasus positif corona dari waktu ke waktu mengalami peningkatan hingga data yang didapat saat ini, kasus positif mencapai 33.076. Kegiatan perekonomian maupun sosial perlahan mulai dibuka kembali di setiap Provinsi di Indonesia seperti Pasar. 

Namun pada kenyataannya, kini kasus positif semakin meningkat setelah dibukanya Sektor Perekonomian tersebut. Menurut data hal ini dikarenakan masyarakat masih menganggap bahwa Covid-19 hanyalah cerita dari mulut ke mulut belaka dan beberapa mengikuti protokol kesehatan bukan karena untuk kesehatan melainkan mencari aman, takut dengan pihak berwajib yang berpatroli.

Namun perjalanan menuju Adaptasi Kebiasaan Baru atau New Normal ini membawa rasa khawatir di masyarakat, bagaimana jika kasus positif semakin banyak hingga memakan banyak korban jiwa? 

Lalu bagaimana jika kesulitan beradaptasi dan nantinya New Normal tidak akan terlaksana sebagaimana mestinya? Terlebih jika Indonesia menerapkan New Normal ketika kurva kasus belum melandai.

Seperti yang diketahui, new normal merupakan scenario yang akan dijalankan guna memperbaiki sistem ekonomi-sosial maupun kesehatan yang diakibatkan oleh Covid-19. 

Tentu saja dengan pertimbangan studi epidemiologis serta kesiapan di setiap daerah seperti pengembangan penyakit, pengendalian virus, dan kapasitas kesehatan di Rumah Sakit.

WHO pun sudah memberikan standar penerapan new normal yang akan dijalankan seluruh dunia agar menyesuaikan dengan kehidupan ke-normal-an yang baru dengan Covid-19 sampai vaksin ditemukan. Beberapa Indikatornya antara lain:

  • Tidak terjadi tambahan penularan, sebaliknya mengusahakan untuk mengurangi jumlah penularan, yakni dengan basic reproduction number, atau angka yang menunjukkan bagaimana daya tular virus atau penyakit dari seseorang ke orang lain.
  • Bagaimana sistem kesehatan dapat memfasilitasi layanan Covid-19 jika angka penularan bertambah.
  • Cara menguji seseorang atau sekelompok kerumunan dengan Surveilans, apakah berpotensi memaparkan Covid-19 atau tidak, jika iya maka dilakukan tes masal.

Selain itu, pemerintah pun sudah mengeluarkan protokol kesehatan dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.

Tentu saja, keberhasilan dari situasi New Normal dalam memutus rantai penularan memerlukan kedisiplinan masyarakat agar tetap menggunakan masker, menjaga jarak serta rajin cuci tangan. 

Pemerintah pun perlu terus mengikuti perkembangan rakyatnya selama keberlangsungan New Normal. Dan Jawa Barat menjadi wilayah pertama yang melaksanakan New Normal dikarenakan pengendalian penularan virus yang sudah maksimal.

Beberapa Zona Biru di wilayah Jabar sudah boleh memulai aktivitas perkantoran dan perdagangan namun tetap untuk ranah pendidikan, Gubernur Jabar belum mengeluarkan edaran untuk menerapkan New Normal dikarenakan khawatir dengan anak-anak yang jumlahnya jutaan di Jabar. Sementara untuk wilayah dalam Zona Kuning, masih diberlakukan PSBB hingga 12 Juni 2020.

Sementara pemerintah sibuk dengan perhitungan New Normal dan sebagainya, tantangan yang harus dihadapi yakni bagaimana masyarakat akan memahami makna dari penerapan New Normal, bagaimana kehidupan mereka tetap tercukupi walau hanya dirumah saja.

Bila dilihat dari negara lain yang sudah sukses menekan angka penyebaran virus, pemerintah di berbagai negara yang berhasil membuat kurva virus menurun, mementingkan kesehatan masyarakat dengan optimalisasi layanan kesehatan, serta masyarakat yang sudah paham mengenai pentingnya memutus rantai virus Covid-19.

Walau demikian, Indonesia masih sulit mengikuti langkah mereka karena status perekonomian yang masih tidak stabil, banyaknya koruptor, serta pengambilan keputusan yang terlihat plin-plan. 

Sehingga tak sedikit masyarakat pun terjebak dalam teori konspirasi yang banyak beredar melalui situs jejaring sosial. "Covid-19 adalah sesuatu yang fiksi", "Covid-19 adalah permainan elite global untuk menguasai dunia", dan sebagainya. Teori konspirasi hadir sebagai jawaban atas tertutupnya pemerintah terhadap masyarakat, serta pemberitaan media yang terkesan hanya sebagai formalitas semata.

Apakah New Normal merupakan sebuah permainan yang menguntungkan satu pihak? Mungkin saja. Namun pernahkah terpikirkan bahwa New Normal merupakan tindakan yang tepat agar terciptanya kebiasaan yang lebih baik dari sebelumnya guna pencegahan virus?

Jika melihat dari sudut pandang kesehatan, New Normal adalah jawaban yang tepat. Melihat kembali tragedy Flu Spanyol yang pernah terjadi, berbagai negara khususnya di Spanyol pun memberlakukan larangan meludah sembarangan dikarenakan Flu Spanyol menular dari cairan yang ada dalam mulut. Dengan ketatnya peraturan tersebut, rakyat berhasil menekan angka penyakit walau harus kehilangan 60% populasi jiwa di Spanyol.

Keuntungan dari penerapan New Normal ini akan menjadi hal baik untuk kedepannya agar tercipta lingkungan yang bersih, menjaga kesehatan diri dengan menggunakan masker saat sedang sakit agar tidak tertular, maupun saat sedang berpergian agar terhindar dari sesaknya polusi udara, serta kebiasaan baik mencuci tangan dimanapun berada.

Sebenarnya tidak salah menerapkan kebiasaan baru yang lebih baik, namun sejak terkuaknya teori konspirasi yang hingga saat ini tidak diketahui kebenarannya, pemerintah perlu berkaca bahwa rakyat membutuhkan sesuatu yang pasti, terbuka, serta tidak lagi plin-plan dalam pengambilan keputusan. Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat pun perlu dilakukan agar berjalannya penerapan New Normal. 

Sistem Herd Immunity atau kekebalan kelompok yang dikatakan oleh media pun sepertinya bukanlah hal yang tepat. Jika diumpamakan, Herd Immunity adalah bagaimana manusia dapat bertahan hidup agar meningkatnya kekebalan tubuh, jika manusia tidak dapat menanganinya maka nyawa sebagai taruhannya. 

Perlu diketahui dan digaris bawahi, Herd Immunity tidak akan diberlakukan karena pemerintah akan focus untuk membuat kurva penularan virus melandai.

Dapat disimpulkan bahwa pemberitaan media maupun pemberitahuan apapun dari pemerintah memang tidak perlu untuk dipercayakan 100%, namun dengan adanya penerapan New Normal, kita dapat melihat sisi baiknya, yakni kita dapat lebih memperhatikan kebersihan dan kesehatan diri seiring berkembangnya zaman. 

Seperti yang sudah dijelaskan, penerapan New Normal menjadi suatu kebiasaan baik, mencuci tangan menggunakan sabun maupun dengan hand sanitizer ketika berada dalam perjalanan dan sulit menemukan sumber air, menjaga jarak ketika berada di kerumunan seperti di mal, pasar, sekolah atau perguruan tinggi hingga tempat kerja, pemakaian masker yang benar, serta menjaga lingkungan tetap bersih dengan menggunakan disinfektan.

Yang harus masyarakat persiapkan ketika penerapan New Normal yakni menyimpan cadangan masker secukupnya, membawa sabun ataupun hand sanitizer, serta yang terpenting ialah, bagaimana kita sama-sama berperang dalam menghentikan penyebaran Covid-19 dengan menaati peraturan yang cukup masuk akal disaat pandemi seperti ini. 

Pemerintah pun memegang peran yang sangat penting seperti tetap menyuarakan data yang factual terkait Covid-19, bantuan sosial untuk masyarakat yang kurang mampu dan merugi akibat pandemi, serta mengeluarkan peraturan yang sesuai dengan masyarakat.

Mari kita bersama melawan virus corona, saat ini dunia harus bersatu agar wabah seperti ini tidak kembali terjadi dikemudian hari. Kuncinya adalah tetap disiplin, mengutamakan kesehatan dan keselamatan, saling membantu, dan mengubah pandangan diri mengenai New Normal.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun