Mohon tunggu...
HANNELIA
HANNELIA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kampanye Baliho Komunikasi Persuasif

24 November 2024   16:42 Diperbarui: 24 November 2024   16:56 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi: Jalan Jogja Magelang Km 23

Baliho 1: "Coblos Brengose" (Magelang)  

Perspektif Teori Kampanye:

 Baliho ini menggunakan humor ("Coblos Brengose") sebagai daya tarik utama. Strategi ini sesuai dengan teori kampanye yang menekankan pentingnya pesan yang relatable dan berbasis budaya untuk menarik perhatian audiens lokal. Slogan "SATRIA" (Satu Tujuan Tri Amanah) memberikan narasi moral yang mendukung citra kandidat sebagai pemimpin berintegritas. Humor dalam slogan adalah bentuk soft appeal, menciptakan kesan ramah yang dapat memicu kedekatan emosional dengan pemilih. Pesan ini juga menggunakan simbol sederhana (kumis/brengos) yang mudah dikenali dan diingat.

Perspektif Propaganda:

Baliho ini menggunakan simbol visual dan verbal yang tidak kompleks (kumis dan humor). Menurut teori propaganda, hal ini termasuk dalam teknik simplifikasi, di mana pesan dibuat singkat, unik, dan mudah diterima oleh masyarakat. Simbol kumis diasosiasikan dengan kandidat, menciptakan pengingat visual yang kuat. Hal ini sesuai dengan prinsip identifikasi propaganda, dimana ciri unik kandidat menjadi alat pembeda dari pesaing.

Lokasi: Jalan Jogja Magelang Km 23
Lokasi: Jalan Jogja Magelang Km 23

 Baliho 2: "Ngopeni lan Ngelakoni" (Jogja)  

Perspektif Teori Kampanye:

Baliho ini mengandalkan gambar presiden ke-7 (Joko Widodo) dan ke-8 (Ganjar Pranowo), memanfaatkan prinsip endorsement dalam teori kampanye. Kandidat diharapkan mendapat legitimasi dari afiliasi dengan tokoh nasional. Slogan "Ngopeni lan Ngelakoni" memberikan pesan yang konkret tentang kerja nyata dan keberlanjutan program. Baliho ini dirancang untuk menyampaikan pesan yang lebih rasional (keberlanjutan) dengan elemen emosional (kedekatan dengan tokoh nasional).

Perspektif Propaganda:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun