Mohon tunggu...
Hanna Shafira
Hanna Shafira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi PGSD FIPP Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seni Budaya sebagai Kunci Pengembangan Holistik Anak di Sekolah Dasar

12 Oktober 2024   14:56 Diperbarui: 12 Oktober 2024   15:02 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hanna Shafira (Mahasiswi PGSD Universitas Negeri Semarang) dan Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd. (Dosen PGSD FIPP Universitas Negeri Semarang)

Pembelajaran seni budaya di tingkat Sekolah Dasar memegang peran yang sangat penting dalam membentuk fondasi perkembangan anak. Seni budaya tidak hanya sekadar memperkenalkan karya seni, tarian, atau musik tradisional, tetapi juga menjadi media yang efektif dalam mengasah keterampilan motorik, kognitif, dan emosional anak sejak usia dini. Dalam proses ini, anak belajar mengekspresikan diri, meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan, serta mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi. Seni budaya bukan sekadar pelengkap dalam kurikulum, tetapi merupakan sarana pendidikan yang holistik dan mendalam. Pembelajaran seni budaya memberikan ruang bagi anak untuk mengekspresikan diri secara bebas melalui berbagai medium, seperti menggambar, bernyanyi, menari, atau bermain peran. Aktivitas-aktivitas ini menstimulasi imajinasi dan mendorong kreativitas. Anak-anak belajar untuk berpikir out of the box dan mengembangkan solusi kreatif untuk masalah, yang merupakan keterampilan penting di dunia yang terus berubah ini. Selain itu, aktivitas seni seperti menggambar atau menari dapat membantu anak mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar. Memegang kuas, memahat tanah liat, atau mengikuti ritme musik dapat membantu anak-anak memperkuat koordinasi tangan-mata serta ketangkasan fisik mereka. Ini merupakan dasar yang baik bagi perkembangan fisik anak yang juga berpengaruh pada keterampilan akademik lainnya.

Melalui pembelajaran seni budaya, anak-anak diajak untuk bekerja sama, berkolaborasi, dan menghargai karya orang lain. Seni budaya juga membantu anak mengelola dan mengekspresikan emosi mereka. Misalnya, dalam teater atau drama, anak dapat mengekspresikan perasaan yang mungkin sulit diungkapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini membantu mereka memahami dan mengelola emosi dengan lebih baik, serta meningkatkan empati terhadap orang lain. Pembelajaran seni budaya di SD juga berfungsi sebagai sarana untuk memperkenalkan anak-anak pada kekayaan warisan budaya bangsa. Melalui musik tradisional, tarian daerah, dan karya seni lokal, anak-anak diajak untuk mengenal dan menghargai warisan budaya mereka. Ini sangat penting untuk membentuk rasa identitas yang kuat serta apresiasi terhadap keragaman budaya. Dalam dunia yang semakin global ini, pemahaman dan penghargaan terhadap budaya sendiri dan budaya lain adalah modal penting dalam membangun masyarakat yang inklusif dan toleran.

Selain itu, belajar seni budaya memerlukan ketekunan dan kesabaran. Dalam proses penciptaan seni, anak-anak diajarkan untuk fokus dan bekerja keras untuk mencapai hasil yang memuaskan. Latihan musik atau tari, misalnya, membutuhkan latihan yang berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang optimal. Ini mengajarkan pentingnya konsentrasi, disiplin, dan kerja keras, yang merupakan nilai-nilai yang akan bermanfaat dalam semua aspek kehidupan mereka. Studi juga menunjukkan bahwa anak-anak yang terlibat dalam seni cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih baik. Keterampilan berpikir kritis, analisis, dan pemecahan masalah yang dikembangkan melalui seni ternyata juga meningkatkan kemampuan mereka dalam mata pelajaran lain, seperti matematika dan sains. Pembelajaran seni juga melibatkan sisi otak yang berbeda, sehingga memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya dan mendalam.

Pembelajaran seni budaya di Sekolah Dasar bukan hanya tentang mengasah keterampilan artistik anak, tetapi juga tentang mengembangkan karakter, kecerdasan emosional, serta pemahaman budaya mereka. Di era globalisasi saat ini, pendidikan seni budaya yang kuat akan membantu membentuk generasi muda yang kreatif, toleran, dan siap menghadapi tantangan masa depan dengan kemampuan berpikir kritis yang tinggi. Seni budaya juga berperan dalam memperkuat identitas bangsa. Ketika anak dikenalkan dengan budaya lokal dan kekayaan tradisi, mereka mulai menumbuhkan rasa bangga akan warisan leluhur. Ini membantu mereka mengembangkan sikap menghargai keragaman budaya serta memperkaya pemahaman tentang identitas nasional.

Oleh karena itu, penting bagi institusi pendidikan untuk tidak mengesampingkan seni budaya sebagai bagian integral dari kurikulum. Menggali potensi anak melalui seni budaya adalah langkah awal dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kaya akan nilai-nilai moral, sosial, dan estetika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun