Mohon tunggu...
Hanna Sajidah
Hanna Sajidah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Mari tingkatkan minat literasi indonesia!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Apa Alasan Munculnya Rasa Takut? Dan Apa yang Terjadi pada Tubuh?

17 Juni 2021   17:00 Diperbarui: 17 Juni 2021   17:06 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

          Apakah kalian pernah merasakan ketakutan? contohnya seperti perasaan tidak nyaman akan sekitar setelah menonton film horor? Atau takut akan hal-hal yang belum tentu akan terjadi? Merasakan sugesti kuat akan terjadinya suatu hal yang buruk? Emosi ini sering dialami oleh manusia. Sebetulnya apa yang dimaksud ketakutan itu? Takut adalah emosi yang muncul karena ada perasaan terancam, baik secara psikis maupun fisik. Takut dapat berkaitan dengan masa depan, karena situasi yang tidak dapat diprediksi dan belum tentu akan terjadi. Setiap manusia memiliki insting sendiri dalam merespons sesuatu yang mengancam sebagai pertahanan dasar tubuh.

          Salah satu contoh dari perasaan takut adalah saat kita menonton film horor dan ada adegan di mana sang hantu muncul melalui sisi yang gelap. Saat kita selesai menonton, kita akan cenderung lebih waspada akan tempat gelap di rumah kita sendiri. Atau contoh lain saat kita sedang menonton kemudian saat hantunya muncul, tangan kita merespons untuk menutupi mata kita agar tidak melihat ke dalam layar, dikarenakan takut melihat sang hantu.

Hal di atas adalah contoh ketakutan yang sifatnya fisik, setiap individu juga dapat merasakan ketakutan pada hal yang belum tentu terjadi. Contohnya seperti teman saya, ketakutan akan ditinggal oleh pacarnya. Karena bermain dengan sahabatnya, padahal mereka hanya kerja kelompok untuk tugas mata kuliah lain. Ia akan merasakan berbagai macam perasaan yang menumpuk menjadi satu kemudian memengaruhi secara personal.

          Seperti dalam penelitian Fianny & Sudrajat (2013) Contoh lainnya adalah saat kita takut akan menjadi apa di masa depan nanti. Apa yang akan dilakukan, dan bagaimana cara mengambil keputusan dengan benar agar tidak memberi pengaruh buruk kepada individu lain? Itu semua termasuk dalam fear of the unknow atau biasa disebut ketakutan yang belum akan terjadi. Kata-kata yang sebenarnya belum tentu terjadi itu menjadi gemuruh di telinga individu yang menderitanya. Atau malah bisa menimbulkan cemas berlebihan. Cemas yang berlebihan akan masa depan membuat kita tidak bisa menikmati hidup yang sekarang kita jalani. Karena masa lalu biarlah disimpan, masa sekarang nikmati, kemudian bentuk masa depan yang cerah.

Hal yang terjadi pada saat kita takut adalah amigdala melepaskan Neurotransmitter/glutamat. Senyawa inilah yang membuat kita mengalami rasa takut, kemudian respons muncul dari bagian otak Periaqueductal Gray. Bagian ini mengatur bentuk reaksi rasa takut seperti merinding. Kemudian hipotalamus mengatur reaksi yang meningkatkan tingginya detak jantung saat mengalami ketakutan.

  • Saraf di telinga juga mengirimkan suara yang mengirimkan sinyal rasa takut atau cemas ke bagian otak amigdala (pusat reaksi emosi) dan talamus. Ketika kita menerima respons ketakutan ini tubuh otomatis akan memberi respons fight or flight. Ketika panca indra mendeteksi sumber ancaman maka otak kecil akan memberi reaksi langsung yang membuat kita berpikir untuk menghadapi hal tersebut atau lari.
  • Saat ketakutan bulu kuduk akan otomatis berdiri, atau yang biasa disebut “merinding”. Respons langsung yang dikirimkan oleh saraf ke dalam tubuh membuat bulu kuduk secara otomatis berdiri. Faktanya Hampir seluruh individu mengalami hal ini. 

Jika kita mengalami ketakutan yang berujung cemas apa yang dapat kita lakukan?

  • Pada anak usia paud peranan ibu penting dalam mengatasi rasa takut, para ibu akan memberikan kasih sayang dan perhatian untuk menumbuhkan kepercayaan kepada tuhan.
  • Membantu anak berpikir positif, memberi pujian atau memperhatikan apa yang sebenarnya anak takutkan.
  • Melakukan upaya relisiensi, merupakan kemampuan yang dimiliki individu untuk mencegah, menghadapi, meminimalkan atau menghilangkan dampak yang merugikan untuk diatasi. Dengan merespons secara produktif dan sehat hingga akhirnya kita mampu mengatasi rasa takut tersebut. 

          Saya sendiri pernah mengalami ketakutan berlebih akan masa depan dan sebenarnya hal tersebut bukanlah apa-apa. Saat dipikirkan Kembali, jika terlalu takut akan hal tersebut, nantinya hal tersebut malah akan betulan terjadi. Kebiasaan tersebut membuat tubuh kita menjadi cepat Lelah karena terus memikirkan situasi terburuk. Mulai benahi sistem berpikir dari sekarang. Jangan sia-siakan masa yang kamu jalani sekarang dengan ketakutan akan masa depan.

Referensi

Fianny, G., & Sudrajat, D. (2013). Mors Vincit Omnia. Jurnal tingkat sarjana bidang seni rupa, 1-6.

Kiding, S., & Matulessy, A. (2019). dari fomo ke jomo : mengatasi rasa takut akan kehilangan fomo dan menumbuhkan relisiensi terhadap ketakutan dari dunia digital. Psisula, 173-182

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun