Traveler yang ingin mengenal sejarah batak bisa mengunjungi Museum Batak TB Silalahi. Ada berbagai koleksi sejarah yang unik hingga kisah menarik. Museum Batak TB Silalahi Center merupakan sebuah museum pribadi atau jejak langkah dari TB Silalahi yang berada di Jl. Pagar Batu No. 88 (eks. Pabrik Aeroz), Desa Silalahi, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara.
TB Sialalahi Center memiliki dua bangunan, yang pertama Museum Batak, di mana banyak koleksi barang-barang antik dan informasi mengenai sejarah batak. Kedua adalah Museum TB Silalahi di mana wisatawan akan melihat kisah hidup Letjen (Purn) DR TB Silalahi.
Tujuan pembangunan Museum Batak TB Silalahi Center atau yang bisa juga disebut Museum Jejak Langkah dan Sejarah TB Silalahi ini sebagai wadah untuk memotivasi generasi muda agar terus meraih cita-cita dengan melihat pengalaman TB Silalahi, mulai dari kecil sebagai anak pengembala kerbau hingga menjadi seorang Jenderal. Tujuan lain pembagunan museum ini yakni untuk menyatukan enam sub etnis Batak di Sumatera Utara.
Di Museum Batak, wisatawan dapat mengenali enam puak atau sub etnis batak. Mulai dari Batak Toba, Batak Angkola, Batak Mandailing, Batak Karo, Batak Pak-Pak dan Batak Simalungun yang memiliki ciri khas masing-masing.
Terdapat berbagai peninggalan kuno batak berupa senjata, perhiasan hingga benda-benda yang digunakan sehari-hari hingga sifat magis dan kentalnya filosofi hidup masyarakat Batak.Â
Seperti,ada sebuah peninggalan berupa tongkat yang disebut Tunggal Panaluan yang memiliki cerita legenda yang menarik. Tongkat itu memiliki figur kepala di bagian atas hingga ke bawah.Â
Menurut pemandu wisata Museum Batak TB Silalahi, tunggal panaluan sendiri diciptakan oleh sepasang anak kembar, mereka dipisahkan sejak kecil yang akhirnya bertemu setelah dewasa lalu mereka jatuh cinta. Mereka yang tidak tahu kalau terikat darah,saudara kandung itu pun menikah di sebuah hutan. Karena kedua saudara kandung ini melakukan perbuatan yang terlarang maka tubuh mereka berdua lengket di satu pohon. Dan seorang dukun pun berdoa tetapi tidak dapat lepas dan pohon itu pun ditebang maka dijadikan tongkat,tongkat yang biasa dipakai oleh raja-raja Batak.
Melangkah ke ruangan lainnya, ada replika rumah adat batak yang khas hingga berbagai ulos yang terpajang lengkap dengan informasi mengenai kegunaannya masing-masing.
Seperti, ulos mangairing yang diberikan kepada anak pertama yang baru lahir untuk dijadikan kain gendongan, lalu ulos ragi hotang untuk menantu laki-laki yang menikah, tujuannya agar menjalin rumah tangga yang kokoh. Selanjutnya ulos sibolang yang digunakan sebagai tujung atau penutup kepala bagi suami atau istri yang ditinggal pasangannya.
Di Museum kedua wisatawan menemukan Museum TB Silalahi wisatawan disuguhkan panel-panel yang mengisahkan sejarah perjalanan hidup dan perjalanan karier TB Silalahi.