Yang menjadi tanda tanya kenapa Prof Deny Indrayana mempelopori menolak ambang batas padahal beliau pada saat itu setuju, dan buah dari keberhasilannya beliau diganjar menjadi Wamenkumhan. Jadi sanggat ironi apa yang dilakukan Prof Dany saat ini dan sudah barang tentu membuat Prof Yusril ketawa karena pada waktu itu beliau menyetujui kok sekarang tidak menyetujui.
Yang lebih ironi lagi yaitu orang-orang dalam tim Prof Dany yang merupakan orang-orang intelek dan terpandang yang terdiri mantan menteri, akademis, tokoh ormas kepemudaan, pengusaha yang turut serta menggungat dibawah koordinator Prof Dany Indrayana yang jelas-jelas dulu mendukung threshold tersebut. Sehingga apa yang diperjuangkan orang terhormat (dalam kelompok) saat ini bagi masyarakat ada motif tujuan tertentu untuk mengolkan calon atau dukungan seseorang dan secara tidak langsung pandangan terhadap beliau membuat masyarakat tidak respek atau antipati.
Jadi kalau para ahli tersebut mengajukan ngungatan ke Mahkamah Kontitusi salah alamat harusnya ngungatan tersebut diajukan kepada Prof Deny Indrayana yang saat ini jadi tim dari pemerintah yang berkuasa. So jangan jadikan lelucon yang membuat masyarakat tertawa terbahak bahak....heheeh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H