Mohon tunggu...
Hannaput
Hannaput Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Andai Bapak Tahu DPR RI dan DPRD Jadi Target Pengeboman, Mungkinkah Tetap Menyalahkan Densus 88?

4 Juni 2018   09:59 Diperbarui: 4 Juni 2018   10:26 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berikut sebagian cuitan Fahri Hamzah soal kritikan terhadap aksi Densus 88:

Pak @jokowi,

INI JANGAN DIBIARKAN,

KALAU SENJATA LARAS PANJANG SUDAH MASUK KAMPUS,

KITA TELAH KEMBALI KE ZAMAN BATU! Mungkin bapak tidak pernah menjadi aktifis. Maka bapak biarkan kejadian ini. Ini perang dengan mahasiswa!!

Ini sebenarnya soal Diameter ukuran otak pemerintahan dan presidennya. Tidak lebih. Presiden @jokowi tidak punya kemampuan memahami kompleksitas Indonesia. Itu masalahnya. Dan otak mini sekarang jadi wabah. Menjalar ke mana-mana. #SaveKampus #SaveUNRI.

Kalau musuh pak @jokowi dia akan dorong represi kepada kampus yang lebih ganas dari era orde baru seperti sekarang ini sehingga tak ada 1 pun kampus yang akan mau menerima preaiden lagi. Bagus! Tapi Sadarkah bahwa negara sedang merusak mimbar akademik kita? #SaveKampus.

Harusnya Fahri mengapresiasi tinggi serta bersyukur dan berterima kasih pada Densus 88 yang sudah menyelamatakan dirinya dari aksi teroris Unri ini. Densus secara cepat mencokok 1 alumni Universitas Riau (Unri) yang sudah menyiapkan 4 bom siap pakai dan siap ledak ini.

Lihat saja sikapnya Fahri maupun PKS pada saat kejadian di Mako Brimob, bom Surabaya, sampai soal penemuan bom dan sejumlah senjata di UNRI kemarin. Yang disalahkan tetap saja aparat. Nggak ada tuh mereka menyalahkan terorisnya sendiri. Entah karena tidak tahu, Fahri Hamzah seolah menggampangkan terorisme. Mungkin karena dialah salah satunya sehingga dia tidak rela kawan seperjuangannya ditangkap Densus 88. Kesimpulan ini tak bisa dihindari mengingat reaksi Fahri yang terkesan berlebihan dan melindungi teroris.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto menyebut tersangka berinisial MNZ (33) memiliki kemampuan membuat bom triacetone triperoxide (TATP) atau yang lebih dikenal sebagai bahan peledak Mother of satan. MNZ juga rajin nge-share di telegram cara pembuatan bom tersebut! Itu yang ketahuan, jangan-jangan masih ada stok amunisi yang disimpan dan belum ditemukan, kan mengerikan. Teroris selalu menghantui negeri ini dan anggota dewan siap-siap untuk menjadi sasaran utamanya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun