Melestarikan adat istiadat merupakan suatu kewajiban sebagai warga negara Indonesia yang kaya akan budaya. Salah satunya di Desa Podokoyo yang terletak pada Kabupaten Pasuruan. Desa Podokoyo masih memegang kuat adat istiadatnya, budaya pun masih menjadi hal yang lestari disana.
Selain itu Desa Podokoyo juga kaya akan keseniannya, salah satu kesenian yang masih sangat digandrungi di desa ini ialah Seni Bantengan yang ramai dimainkan ketika memasuki bulan suro.
Memanfaatkan kesenian yang ada, 26 mahasiswa yang tergabung dalam Program Pengabdian kepada Masyarakat (KKN) Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya (FP UB) menggelar pagelaran seni bantengan, jaranan, dan reog diiringi dengan alunan gamelan serta diselingi oleh geguritan yang tergabung dalam sanggar seni "MARGO BUDOYO JETAK". Pagelaran ini digelar dalam rangka pelepasan mahasiswa KKN FP UB PODOKOYO yang dilaksanakan pada hari Selasa (31/7/24).
Seni jaranan dan bantengan yang identik dengan kesurupan ini memiliki makna sebagai tradisi tolak bala sehingga banyak dimainkan sepanjang bulan suro.
Seluruh mahasiswa KKN FP UB yang berada dalam bimbingan Rizki Maulana Ishaq, S.P, M.P dan Dr. Budi Waluyo, S.P,M.P. memiliki program kerja bertema eduwisata turut berpartisipasi aktif didalamnya serta mendalami tema eduwisata yang disuguhkan secara cuma-cuma oleh warga sekitar.
Dalam hal ini, Mahasiswa KKN FP UB dalam pelepasan ini difasilitasi penuh oleh kepala desa Edi Priyanto untuk memberikan kesan terakhir kepada warga Desa Podokoyo atas kegiatan pengabdiannya selama 31 hari disana.
Pelepasan Mahasiswa KKN FP UB disambut meriah oleh warga sekitar, kurang lebih 100 orang dari berbagai dusun berkumpul didepan Kantor Desa Podokoyo untuk menyaksikan pertunjukan.
Diawali dengan penampilan mahasiswa berupa menyanyi duet dan atraksi pencak silat dilanjutkan dengan jaranan atau kepang, setelah itu penampilan reog dan diakhiri dengan bantengan (mberot).