Kementerian Pendidikan Nasional melalui Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri memberikan beasiswa unggulan kepada putera-puteri terbaik dan berprestasi Indonesia, peraih olimpiade tingkat nasional maupun internasional, pemenang lomba kompetensi siswa, lulusan terbaik, lulusan cumlaude, penulis, pencipta, peneliti, seniman, olahragawan, staf Pemda dan staf Diknas, kecuali dosen. Beasiswa ini merupakan bantuan biaya pendidikan oleh pemerintah Indonesia atau pihak lain berdasarkan atas kesepakatan bersama. “Kementerian Pendidikan Nasional tiap tahunnya selalu membuka program beasiswa unggulan., jumlah peserta yang lolos tiap tahunnya berbeda karena tergantung dengan anggaran yang didapat Kemendiknas.” jelas Tresna, staff Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Kemendiknas. (Tribunnews.com, Jakarta)
Fakta Pendidikan Di Indonesia
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, dan perbuatan mendidik. ( Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.2002:263). Tujuan pendidikan tercantum dalam alinea ke-3 UUD 1945 yang diimplementasikan pada UU Nomor 2 tahun 1989. Secara jelas disebutkan tujuan pendidikan yaitu " Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadianyang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan."
Saat ini mutu pendidikan di Indonesia masih terbilang sangat rendah dan memprihatinkan. Artikel pada website BBC 2012, Sistem pendidikan Indonesia menempati peringkat terendah di Dunia, diberitakan bahwa menurut tabel Liga Global yang diterbitkan oleh Firma Pendidikan Pearson. Ranking ini memadukan hasil tes internasional dan data seperti tingkat kelulusan antara 2006 dan 2010. Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brazil.
Berdasarkan laporan Education for All Global Monitoring Report yang dirilis UNESCO 2011, tingginya angka putus sekolah menyebabkan peringkat indeks pembangunan rendah. Indonesia berada di peringkat 69 dari 127 negara dalam Education Development Index. Sementara, laporan Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, setiap menit ada empat anak yang putus sekolah. Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya angka putus sekolah di Indonesia. Namun, faktor paling umum yang dijumpai adalah tingginya biaya pendidikan yang membuat siswa tidak dapat melanjutkan pendidikan dasar. Data pendidikan tahun 2010 menyebutkan 1,3 juta anak usia 7-15 tahun terancam putus sekolah.Jumlah itu pasti sudah bertambah lagi tahun ini, mengingat keadaan ekonomi nasional yang kian memburuk.
Pendidikan = Masa Depan Pemuda
Bangkitnya suatu bangsa bergantung pada bangkitnya pemikiran dan kebangkitan pemikiran ini hanya didapat dari kualitas pendidikan yang diemban. Pendidikan secara hakiki merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebutuhan dasar manusia. Pendidikan sebagai barometer tindak-tanduk pemikiran dan tingkah laku serta sebagai investasi masa depan khususnya Pemuda. Pemuda adalah agen perubahan, agen peradaban, ditangan para pemudalah kemenangan akan diraih maka menjadi sangat penting kualitas pendidikan bagi kaum muda.
Mutu pendidikan yang rendah akan berimbas pada kualitas generasi bangsa. Harus dicermati bahwa pendidikan tak terfokus hanya pada pendidikan formal karena pendidikan informal turut juga mengambil peran penting dalam pembentukan suatu generasi bangsa. Di era globalisasi pemuda menghadapi tantangan global yang besar dari segi pemikiran dan kebudayaan. Pemuda diarahkan untuk berpikir kritis dan politis. Namun , amat miris jika melihat fakta perkembangan generasi muda Indonesia yang terjadi di era globalisasi ini yang ternyata minim akan intelektualitas. Faktanya, sejak tingkat SD para pemuda sudah bertindak anarkis , hal ini pun tak jarang didapati pada mahasiswa yang berlabel kaum intelektual. Hampir sebagian besar pemuda Indonesia tidak melek dunia dan buta politik, cenderung berpikir pragmatis, bersikap hedonis, dan jauh dari kekritisan berpikir.
Pemuda Indonesia hanya akan bangkit dan memiliki masa depan yang gemilang dengan asupan pendidikan yang berkualitas. Sistem pendidikan yang berkualitas berstandarkan pada berbagai aspek terutama aspek paling dasar adalah aspek moralitas yang didasarkan pada nilai-nilai agama dan aspek intelektualitas. Fakta yang didapati dari menurunnya taraf berpikir dan bertindak pemuda saat ini salah satunya disebabkan oleh hilangnya kedua aspek tersebut.
Songsong Masa Depan Dengan Senyuman
Pendidikan adalah hak setiap warga negara yang menjadi tanggung jawab dan harus dipenuhi oleh Pemerintah. Melihat peran pendidikan yang amat berpengaruh bagi keberlangsungan peradaban suatu bangsa maka pemerintah harus menggenjot lebih keras sektor pendidikan. Berdasarkan fakta pendidikan Indonesia yang ada, sudah saatnya pemerintah membenahi sistem pendidikan yang ada saat ini menjadi sistem pendidikan yang lebih bermutu dan menyeluruh baik dari kurikulum maupun distribusi material pendidikannya.
Adanya program-program pemerintah dalam pendanaan sektor pendidikan sedikitnya telah membantu anak-anak Indonesia mengenyam pendidikan formal , salah satunya adanya program Beasiswa Unggulan oleh Kemendiknas. Namun, hal ini saja tidak cukup dilihat dari masih banyaknya muda-mudi Indonesia yang belum mendapatkan haknya sebagai warga negara dalam hal pendidikan. Maka dari itu, Pemerintah harus memperbesar alokasi anggaran dana pendidikan dan memangkas anggaran-anggaran lainnya yang tidak diperlukan sehingga seluruh masyarakat Indonesia dari seluruh lapisan dapat menikmati pendidikan dengan biaya paling murah bahkan gratis.
Beasiswa yang diberikan sebaiknya tidak hanya untuk muda-mudi yang memiliki prestasi saja , tetapi juga untuk semua lapisan terutama masyarakat menengah bawah sehingga pendidikan gratis tanpa pandang bulu akan terwujud. Pemerintah harus kembali pada visi pendidikan yakni “ mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan...” dengan begitu Masyarakat Indonesia dapat menyongsong masa depan dengan senyuman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H