Mohon tunggu...
Hannah Qorri
Hannah Qorri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Hello Everyone, thanks for dropping by to read. Have A Nice Day

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manusia Silver, Pengemis Bergaya Masa Kini

10 Desember 2021   12:45 Diperbarui: 10 Desember 2021   13:12 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengemis berkedok manusia silver cukup menarik perhatian masyarakat baru-baru ini. Nampaknya, pekerjaan ini menjadi cukup ramai sejak pandemi covid-19. Tak jarang masyarakat menjumpai manusia silver di jalanan dan di sekitar lampu merah terlebih di kota kota besar. Dari muda hingga tua, laki-laki maupun perempuan, bahkan anak-anak sekalipun, mau tidak mau melumuri tubuh mereka dengan cat yang jelas-jelas dapat membahayakan kesehatan mereka demi sesuap nasi. Salah satunya ialah TN, narasumber yang sempat kami ajak berbincang beberapa saat lalu mengenai profesinya yang merupakan seorang manusia silver. Wanita 21 tahun yang merupakan ibu dari seorang anak berusia tiga tahun ini rela turun ke jalanan untuk mencari nafkah. didapat oleh para manusia silver ini kemudian diserahkan sebagian kepada “mafia” yang memfasilitasi mereka setiap harinya sebagai ganti atas cat dan minyak yang mereka gunakan untuk bekerja sehari-hari. YN salah satunya, wanita 25 tahun yang dulunya merupakan sah mendapatkan bantuan sama sekali terutama dari pemerintah. “Sekarang banyak bantuan tapi yang nerima malah orang-orang punya (yang berkecukupan). Orang-orang yang hidup di jalan seperti kami justru tidak mendapatkan apapun,” tutur YN dalam perbincangan yang kami lakukan. Kami cukup terkejut mendengar jawaban tersebut karena kami tahu apa yang dikatakan YN tidak sepenuhnya benar. Sebelum berbincang, kami sempat mengamati dan mencari tahu mengenai bagaimana kehidupan para manusia silver ini. Dan kebetulan kami juga sempat melihat bahwa YN dan pekerja lain sempat diberi bantuan oleh beberapa komunitas yang sedang berada di daerah tersebut. Entah apa alasan dibalik ketidak jujurannya terhadap kami, namun kenyataan bahwa terkadang bantuan meleset atau tidak tepat sasaran pun memang kerap kali terjadi. Sehingga kami juga tidak bisa menyalahkan perkataan yang disampaikan oleh YN sebelumnya kepada kami. Menjada bisa mensejahterakan rakyatnya? Bagaimana suatu negara bisa maju jika kualitas sumber daya manusianya rendah? Untuk itu penting sekali adanya kerja sama yang baik antara pihak pemerintah, swasta, serta masyarakat agar dapat membuka lapangan pekerjaan seluas luasnya bagi mereka yang benar-benar membutuhkan pekerjaan. Pengarahan dan bimbingan moral maupun keterampilan kiranya juga diperlukan agar orang-orang yang bekerja seperti manusia silver ini mengerti dan dapat meninggalkan atau mengganti pekerjaan mereka dengan pekerjaan yang lebih layak dan dengan penghasilan yang lebih menjamin hidup mereka. Uang memang bukan segalanya, namun segalanya memerlukan uang. Setimpalkah penghasilan yang tak seberapa tersebut sebagai manusia silver dibandingkan dengan risiko yang dapat mengancam nyawa? Itulah yang seharusnya dipikirkan oleh setiap orang.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun