Mohon tunggu...
Hanna Azzahra
Hanna Azzahra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memuja Ampunan

7 Desember 2020   17:29 Diperbarui: 7 Desember 2020   17:35 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karya : Hanna Awwalia zahra

Tuan
Kenapa terus saja menyiksa?
Menitipkan rindu lalu hilang
Membawa segenggam rasaku bersamamu

Tuan
Sampai kapan kiranya kau acuh denganku?
Ku tersungkur dalam gulita
Dalam keheningan ku terisak
Memanggil dengan terpatah-patah
Kau singkirkan aku bagai sampah

Tuan
Tidakkah kau cukup puas dengan siksaan ini?
Adakah hukuman lagi yang kau beri?

Tuan
Kasihanilah jiwa ini
Telah sesak dalam luasnya bumi
Telah buta dalam binar mentari
bahkan dalam tawa ku terisak

Tuan
Bicaralah padaku,
Aku rindu suara merdumu.

Tuan
Izin kan ku meminta terakhir kalinya.
Sudahi dinginmu
Ku telah beku, tuan.
Ku telah sehancur ini
Ampuni aku, berhenti
Atau aku kan mati dalam rindu ini.

COPYRIGHT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun