Perubahan zaman membawa dampak bagi seluruh Negara. Dengan adanya perubahan zaman, pola pikir manusiapun ikut berubah. Perubahan zaman membawa dampak positif maupun negatif. Perubahan ini terjadi karena adanya perubahan Globalisasi. Dahulu, moral anak Indonesia bisa diacungkan jempol.Â
Dilihat dari tatakramanya, sopan santun dan tutur bahasanya yang baik. Tetapi kini, moral atau perilaku anak remaja di Indonesia sangat
memprihatinkan.Â
Banyak sekali perilaku-perilaku menyimpang yang kian marak terjadi di Indonesia. Penyimpangan-penyimpangan tersebut sebagian besar dilakukan atau dialami oleh anak remaja.
Jika dilihat dari segi sistem pendidikan yang ada di Inonesia, sistem pendidikan kita selama ini masih lebih menitikberatkan dan menjejalkan pada penguasaan kognitif akademis. Sementara afektif dan psikomotorik seolah-olah dinomorduakan. Sehingga yang terjadi adalah terbentuknya pribadi yang miskin tata krama, sopan santun, dan etika moral.
Sedikit melihat kehidupan Indonesia tempo dulu. Sejak dulu, Indonesia sudah dikenal di seluruh penjuru dunia sebagai negeri yang ramah, sopan, dan berbudi. Karena hal itu lah banyak orang-orang asing kagum dan tertarik untuk berkunjung ke negara kita. M
elihat kehidupan masyarakat pedesaan yang penuh ketenangan dan kedamaian menjadi cermin perilaku perilaku masyarkat Indonesia. Praktek tolong-menolong atau gotong-royong masih melekat kuat dalam diri dan kebiasaan masyarakat desa.
Namun yang terjadi di Indonesia saat ini adalah generasi muda lebih tertarik akan adat kebiasaan negeri lain yang sebenarnya tidak sesuai dengan adat istiadat dan etika bangsa kita. Mereka menganggap lebih keren dan modern, baik itu gaya hidup maupun tingkah lakunya. Karena hal itulah, timbul pergaulan bebas di kalangan remaja (pelajar) dan mempengaruhi pikiran serta tingkah laku generasi muda. Merosotnya moral pada generasi muda membuat Indonesia akan semakin terpuruk dan memiliki masa depan yang suram.
Beberapa faktor penyebab krisis moral di kalangan anak muda yaitu:
1. Faktor keluarga
kenakalan remaja banyak dilatarbelakangi oleh keluarga yang broken home atau keluarga tidak harmonis. Dari keluarga yang tidak harmonis ini dapat memberikan dampak mental dan psikologis terhadap anak.
2. Krisis Identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Terjadinya krisis moral karena remaja gagal mencapai integrasi kedua.
3. Kontrol Diri yang Lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku yang tidak terpuji. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
4.Pelampiasan Rasa Kecewa
Seseorang yang mengalami kekecewaan apabila tidak dapat mengalihkannya ke hal positif, maka ia akan berusaha mencari pelarian untuk memuaskan rasa kecewanya.
5. Pengaruh lingkungan dan Media massa
Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang dapat disebabkan karena terpengaruh oleh lingkungan kerjanya atau teman sepermainannya. Begitu juga peran media massa, sangat berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku.
7. Dorongan Kebutuhan Ekonomi
Perilaku menyimpang yang terjadi karena adanya dorongan kebutuhan ekonomi.
Dengan demikian, pendidikan nilai - nilai moral dan agama, menjadi sangat mutlak bagi terbangunnya tata kehidupan masyarakat yang damai, adil makmur dan bermartabat. Terlebih lagi, dalam konteks kehidupan global yang semakin transparan dan penuh kompetisi, nilai- nilai agama dan moralitas merupakan benteng agar setiap individu tidak terjerumus dalam praktik kesewenag-wenangan dan ketidak adilan.Â
2.7 Mencegah Dampak / Pengaruh Globalisasi Dengan adanya globalisasi, budaya negeri sendiri juga dapat bergeser karena  dominasi pengaruh budaya luar yang berakibat munculnya disorientasi, dislokasi atau krisis sosial-budaya dalam masyarakat. Pengaruh globalisasi dalam bidang budaya terhadap anak muda juga begitu kuat.Â
Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari anak muda sekarang seperti kekerasan, seks bebas, konsumsi minuman keras, dan narkoba. Jika hal tersebut terus berlangsung maka dapat menyebabkan lunturnya nilai moral suatu bangsa.Â
Sebenarnya, kita tidak perlu khawatir dalam menghadapi globalisasi karena dampak globalisasi yang tidak diinginkan dapat dicegah dan diatasi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak negatif globalisasi adalah bersikap waspada dan selektif terhadap segala macam arus globalisasi tersebut.Â
Sikap selektif dapat diartikan sebagai sikap untuk memiliki dan menentukan alternatif yang terbaik bagi kehidupan diri, lingkungan masyarakat, bangsa, dan negara melalui proses yang berhati-hati, rasional, dan normatif terhadap segala macam pengaruh luar sehingga apa yang telah menjadi pilihan dapat diterima oleh semua pihak dengan penuh tanggung jawab.Â
Untuk mengatasi globalisasi juga dapat dilakukan dengan menumbuhkan kembali rasa nasionalisme bangsa agar masyarakat dapat mencintai negaranya. Langkah- langkah dapat dilakukan antara lain yaitu:
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, semangat mencintai produk
dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-
benarnya dan seadil-adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Dalam bidang teknologi dan informasi, langkah yang dapat ditempuh adalah dengan menyaring informasi yang baik dan bermanfaat. Selain itu juga diperlukan adanya pengawasan dari semua pihak agar informasi yang beredar di masyarakat tidak membawa dampak negatif terutama untuk kalangan muda. Masyarakat juga harus berusaha mengikuti perkembangan IPTEK agar tidak tertinggal dari negara lain dan tidak mudah dibodohi oleh informasi-informasi yang masuk dari luar.
Langkah-langkah di atas tidak dapat dilaksanakan jika tidak ada peran aktif dari semua komponen negara baik pemerintah maupun masyarakat. Untuk itu diperlukan kerjasama yang baik agar hasilnya dapat maksimal. Kerjasama itu tidak lepas dari persatuan dan kesatuan bangsa sehingga pancasila sebagai ideologi negara harus dihidupkan kembali.Â
Oleh : Hanna Anggraeni
NIM : 200304021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H