Mohon tunggu...
Hanna Chandra
Hanna Chandra Mohon Tunggu... lainnya -

Bernafaslah selagi gratis, tersenyumlah selagi tiada larangan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[LOMBAPK] Cermin Ajaib

2 Juni 2016   23:56 Diperbarui: 3 Juni 2016   00:18 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Matahari belum meninggi ketika Nuey dan kawan-kawannya Dwi serta Herry berlari menuju danau di ujung perumahan mereka. Nuey yang akrab dipanggil Nunu adalah bocah tampan dan lugu. Keakraban antar mereka terjalin karena seringnya bersenda gurau dan bermain bersama termasuk menjalankan hobi yang salah tiganya adalah memancing.

Di antara  ketiga serangkai tersebut yang menjadi kepala geng adalah Herry dengan nama panggilan lain Gori. Teman-temannya memanggil Geboy seperti penampilannya yang asoy geboy (asik banget). Sebagai kepala geng Geboy sudah teruji cakap dalam berbagai hal dan sangat bisa diandalkan kawan-kawannya. Dwi, selain murah senyum juga murah kantong untuk tiap-tiap urusan keperluan kebersamaan mereka.

Pagi ini mereka berencana memancing di danau Subarkah. Konon menurut cerita dari mulut ke mulut danau tersebut terkenal banyak ikannya dan tidak sulit mendapatkan ikan yang bagus dan besar. Yeah… mungkin itu sebabnya danau tersebut dijuluki Subarkah sesuai namanya yang memberi berkah bagi pengunjungnya.

Sebelum berangkat, Nunu teringat pesan ibunya untuk berdoa meminta pertolongan Yang Maha Kuasa agar diberikan kemudahan dan keberhasilan dalam setiap langkahnya. Kedua orang tua Nunu adalah orang yang taat beribadah dan selalu mengajarkan nilai positif agar anak-anak mereka kelak menjadi orang yang berhasil dan taat, bukan hanya kepada orang tua tapi juga taat beribadah.

Singkat cerita tibalah mereka di danau dan mereka memutuskan menggunakan 2 perahu yang berbeda, jadi berpencarlah mereka. Nunu yang percaya diri (pede) menggunakan perahu seorang diri, sementara kedua kawannya Geboy dan Dwi bergabung di perahu satunya lagi. Dwi yang tidak pandai berenang memutuskan bergabung dengan Geboy. Pertimbangan Dwi seandainya perahu bermasalah, ia bisa mengandalkan Geboy. Sementara Nunu yang pede berharap mendapat ikan seperahu penuh untuk dibawa pulang, bukan hanya sebagai hadiah kebanggaan bagi ke dua orangtuanya namun juga akan diberikan sebagian kepada Aira, gadis manis tetangga seberang rumah yang sedang didekatinya. 

Namun pagi ini ternyata ikan-ikan tidak bersahabat dengan Nunu. Ia nampaknya frustasi setelah setengah hari belum mendapatkan ikan. Sementara ke dua kawannya tak terlihat lagi batang hidungnya. Tanpa sengaja Nunu melihat seorang pemancing di perahu yang berdekatan dengannya sedang membuka kotak peralatannya dan mengeluarkan sebuah cermin. Karena penasaran, Nunu mendekatkan perahunya ke pemancing itu dan bertanya,”Pak, cermin itu untuk apa?” 

karikatur dok Arke.SpOG
karikatur dok Arke.SpOG
“O... itu rahasia saya dalam menangkap ikan”, kata orang itu sambil tersenyum dan menunjukkan beberapa ekor ikan hasil tangkapannya.

“Wow hebat…. bapak siapa namanya?”

“Panggil saya abang Agil saja dik”

“Baiklah bang, bagaimana cara menggunakan cermin itu?” tanya Nunu lagi.

“Arahkan saja cermin itu di atas air. Ikan-ikan akan melihat cahaya matahari yang di cermin itu di permukaan air. Lalu, saya akan menangkap ikan-ikan itu dengan jaring dan menariknya ke dalam perahu”, lanjut abang Agil dengan meyakinkan.

“Wah, hebat sekali cermin itu (sambil Nunu membayangkan dapat ikan seperahu penuh sesuai angannya). Maukah bang Agil menjualnya ke saya? Saya bayar 100 ribu deh”, tanya Nunu dengan wajah polos berharap bisa mendapatkan cermin ajaib itu.

“Ya sudah… kalau adik memang berminat, boleh saja”, kata abang Agil sambil memberikan cermin itu kepada Nunu dan menerima 100 ribu rupiah darinya.

“Omong-omong, abang sudah menangkap berapa ekor ikan hari ini?” tanya Nunu sambil mengayuh perahunya ke tengah danau.

“Kalau gak salah hitung, adik yang ke delapan”, jawab abang Agil dengan santai dan mendayung perahunya cepat ke tepian danau.

“Ha? #$*&”, Nunu terpaku dan tenggorokannya tersendat.

-----------------

Nah kaka semua, hikmah yang dapat kita petik dari kisah singkat di atas adalah... jangan mudah menyerah. Si Nunu yang lugu telah tertipu untuk mendapatkan banyak ikan dengan cara gampang dan cepat. Sang penjual berani menipu untuk mendapatkan uang gampang dan cepat.

Cerita humor ini mengingatkan agar kita terus bertekun dan pantang menyerah. Ketika menghadapi masalah, jangan cepat mencari jalan pintas. Hasil yang didapatkan melalui kerja keras jauh lebih memuaskan daripada hasil yang didapat melalui jalan pintas.

Ketekunan bisa membuat yang tidak mungkin jadi mungkin, membuat kemungkinan jadi kemungkinan besar, dan membuat kemungkinan besar menjadi pasti -- Robert Half 


Sampai jumpa pada kisah selanjutnya yah. Jangan lupa beri komentar dan votenya #trimsss...  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun