Mohon tunggu...
Hanna Chandra
Hanna Chandra Mohon Tunggu... lainnya -

Bernafaslah selagi gratis, tersenyumlah selagi tiada larangan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[PlanetKenthir] Syarat Masuk ke Surga

12 Februari 2016   23:58 Diperbarui: 13 Februari 2016   00:12 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama bergabung di kompasiana tercinta ini terus terang aku tidak begitu mengenal Planet Kenthir, paling tidak yang kuketahui salah satu pendirinya yaitu kong Ragile. Dan salah dua penulis Planet Kenthir yang aku sukai tulisannya adalah mas Bain dan Arke. Seharusnya di awal-awal aku lebih sering berinteraksi dengan tulisan seorang Gorilla Merah, tapi sayang ternyata kiblat kami berbeda. Aku cinta Jokowi, yang sering disebut Jokowi lovers sementara si Gori mengaku non Halo, artinya kanan kiri oke, gak jelas bo! *wakakkakk…. sorry om!* Tapi yah namanya pilihan doi, tetap harus kita hargai dan hormati, betul tidak kan-rekan?

Lanjut… karena kang Bain yang berprofesi seorang guru inilah, aku baru ingat pengalaman masa kecil di sekolah, mohon jangan ditiru yah, dibaca makasih pake banget, divote jauh lebih oke, yang paling baik yah dikomen plus vote #halah. Terus terang aku sendiri ragu memposting tulisan ini melihat begitu banyaknya tulisan yang berseliweran gak jauh-jauh banget dari lendir dan permasalahannya…. wakkakakkk, padahal aku khan mesti jaim juga…… hahahaha #ngaku. [caption caption="Logo Planet Kenthir / sumber dari sono"][/caption]

---------

Alkisah di suatu pagi nan cerah, guru agama yang baru pertama kali masuk ke kelas barunya, bertanya kepada anak-anak yang kelihatan lucu-lucu, menggemaskan dan cerdas. Kalo gak salah masih anak-anak SD kelas 1 waktu itu.

Bu Guru: “Anak-anak, apakah kalian tahu bagaimana syaratnya supaya saya bisa masuk ke Surga?”

Anak-anak yang baru mengenal bu guru yang cantik dan imut, saling berpandangan dan terdiam karena sungkan dan malu.

Bu guru melanjutkan, “Nak, jalan ke Surga itu sempit dan sedikit orang yang mau berjuang mendapatkannya. Sebab jalannya susah, berliku-liku, berbatu kerikil tajam, gak mulus. Sementara jalan ke neraka itu lebar, gampang, mulus, lancar kayak jalan tol. Nah kalian pilih mana?”. Anak-anak terdiam.

Lalu bu guru berinisiatif memancing jawaban anak-anak muridnya dengan melanjutkan pertanyaan,”Seandainya saya jual rumah dan tanah saya, dan menjual semua barang milik saya dan memberikannya kepada panti sosial, apakah saya bisa masuk Surga?”

“Tidak Bu!” jawab anak-anak serentak.

Tiba-tiba Aceng yang duduk di sebelah aku, dengan mata masih mengantuk karena semalaman begadang nonton bola di rumah pak eRTe, mengangkat tangannya dan berteriak keras, “Bu, saya mau nanya, memangnya uang sumbangan sebanyak gitu pada dikemanain, tadi ibu bilang jalan ke Surga gak mulus, emangnya belum di aspal?”

“Ha… ha…ha”, anak-anak tertawa geli mendengar pertanyaan Aceng.

“Coba kamu cuci muka dulu, Ceng!” Nanti ibu jelaskan pertanyaanmu”, seru bu guru tersipu untuk menenangkan keadaan. Dengan segera Aceng melangkah keluar kelas mengikuti perintah bu guru. Dalam hati aku geli, pintar juga nih si Aceng sampai bu guru mengalihkan jawaban.

“Baiklah anak-anak, ibu lanjutkan pertanyaan berikutnya. Bila saya membersihkan kelas setiap hari, memangkas rumput di halaman sekolah, dan membersihkan serta merapikan semua meja dan bangku-bangku, apakah saya akan masuk ke Surga?” 

“Tidak Bu!” teriak anak-anak dengan yakin dan mantap.

“Terus… kalau saya menyayangi semua anggota keluarga di rumah dan teman-teman, memberikan permen dan mainan kepada semua anak, membagikan makanan kepada orang yang kelaparan, memberikan uang jajan saya buat orang miskin, menolong orang yang kesusahan, menyayangi semua binatang ciptaan Tuhan, apakah saya akan masuk ke Surga?”

Lagi-lagi semua murid menjawab dengan mantap, “Tidak Bu!”

“Jadi, kalau begitu bagaimana caranya supaya saya bisa masuk ke Surga?” tanya bu guru yang mulai tersenyum jenaka sambil mengangkat bahu dan alisnya.

Karena semua terdiam, aku mengangkat tangan dan berteriak lantang, “Ibu harus mati dulu!”

“Emm, e, e…..#@*ehem…..” ibu guru gelagapan. Tapi dasar namanya guru, beliau gak mau terlihat kalah di mata murid-muridnya. Sejurus ia melontarkan pertanyaan dengan nada memuji, “Encer juga otakmu, Na! Murid siapa sih kamu?”, sambil berharap aku balik bilang, “murid ibulah”.

Tapi dasar ketularan penyakit iseng dari si Aceng, aku pun cuek aja dan menjawab,”Murid PK bu”

“Hah, PK itu siapa?” bu guru terheran-heran kebingungan.

“Coba mampir ke Planet Kenthir bu” wakkakkakakkk, bagian penutup ketauan promo! [caption caption="Herry FK waktu di sekolah / sumber simomot.files.wordpress.com"]

[/caption]

---------

P.S. Pesan moralnya, semua orang ingin masuk Surga tapi tak seorang pun ingin mati. Jika kita masih malas berbuat kebaikan, berarti nikmat Surga masih belum menyatu dalam diri kita.

 Selamat malam.... jelang wiken!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun