Mereka yang terlibat di dalam jurnalisme perang mengemban peranan penting untuk memberikan pemahaman terkait keberadaan orang-orang yang menderita di bawah ketidakadilan dan kekerasan, yang mana keberadaan ini cenderung dikesampingkan oleh pola pikir acuh yang memegang prinsip "bukan urusan kami, dan kami tak punya kuasa untuk menolong".Â
Para jurnalis perang mengorbankan jiwa dan raga mereka demi melawan arus tragedi kemanusiaan, dan memastikan bahwa suara-suara para korban tak hilang ditelan arus sejarah dunia yang begitu kencangnya.Â
Pada akhirnya, di tengah penindasan, kekerasan, dan ketidakadilan, mengutip judul buku kumpulan tulisan dari Subcomandante Marcos, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Zapatista, "our word is our weapon --- kata adalah senjata".
Referensi:
Morris Jr., Roy. 2007. The Pen & the Sword: A Brief History of War Correspondents. Warfare History Network. https://warfarehistorynetwork.com/article/the-pen-the-sword-
a-brief-history-of-war-correspondents/ÂEsper, George. 2015. When a Journalist Goes to War. Poynter dalam Archive.org. https://web.archive.org/web/20151217035541/http://www.poynter.org/uncategorized/4295/when-a-journalist-goes-to-war/Â
The Editors of Encyclopaedia Britannica. 2023. Robert Capa. Encyclopaedia Britannica. https://www.britannica.com/biography/Robert-Capa
Chudori, Leila S. 2019. Wartawan Sejati Bernama Marie Colvin. Tempo.co. https://kolom.tempo.co/read/1187254/wartawan-sejati-bernama-marie-colvin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H