Mohon tunggu...
Lia Hana
Lia Hana Mohon Tunggu... Bidan - Bidan yang Hobi Nulis

Berbagi bagaimana menjaga kesehatan anak supaya optimal

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Suntik Vaksin Saja Tidak Cukup untuk Mencegah Cacar Air pada Balita

8 Februari 2018   10:03 Diperbarui: 8 Februari 2018   10:08 3519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: littlebossworld.com

Kenapa harus tahu cara mencegah cacar air pada balita jika si kecil sudah di imunisasi? Jawabannya sederhana. Karena imunisasi atau vaksinasi saja tidak cukup untuk membuat balita benar-benar terhindar dari penyakit kulit yang satu ini.

Dari sini, ada kesalahpahaman di masyarakat imunisasi. Ada banyak sekali jenis imunisasi yang diberikan oleh pemerintah. Jadwalnya pun sudah ditentukan sesuai dengan usia anak. Apa sebenarnya tujuan dari imunasasi ini? Tujuannya agar anak semakin kebal terhadap penyakit tertentu. Jika vaksin cacar, maka diharapkan anak semakin kebal terhadap penyakit cacar, bukan pasti tidak mungkin terkena cacar.

Anehnya lagi, banyak orang yang menolak vaksinasi. Banyak alasan yang diutarakan, terutama alasan agama. Padahal, pihak pemuka agama sudah meyakinkan tidak ada yang salah dengan vaksinasi. Bahkan, vaksinasi merupakan bentuk dari perintah agama, yaitu pencegahah terhadap terjadinya penyakit.

Kemudian, jika vaksinasi hanya sebagai salah satu cara untuk mencegah penyakit seperti cacar, lalu apalagi yang perlu ibu lakukan? Untuk menjawab pertanyaan ini, harus dipahami dulu apa sih penyebab cacar air pada balita.

Faktor Penyebab Cacar Air

Secara medis, sudah ditemukan bahwasannya cacar air ini disebabkan oleh virus yang dinamankan dengan virus varisela zoster.Lebih mengerikan lagi, virus ini mudah berpindah dari satu orang ke orang lain. Makanya, banyak orang tua yang melarang anak mereka bermain dengan anak lain yang terkena cacar air. Alasannya agar si anak tidak tertular. Karena penularannya bisa terjadi hanya dari percikan cairan saja, entah itu karena batuk atau bersin. Jadi, bahaya sekali.

Lalu, asalnya dari mana virus varisela zosterini? Tentunya asalnya dari tempat yang lembab dan tidak bersih. Maka dari itu, jika ada pertanyaan apa akar permasalahan dari cacar air, jawabannya adalah lingkungan yang kumuh.

Meskipun demikian, bukan berarti ibu yang sudah tinggal di daerah yang bersih bisa menghindarkan si kecil dari terkena cacar air. Itu belum pasti bisa ibu lakukan. Menurut penelitian medis, balita atau bahkan bayi yang terkena cacar air sering disebabkan karena tertular dari sang ibu. Dalam kasus ini, sang ibu belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air.

Hal tersebutlah yang membuat lembaga kesehatan pemerintah menyarankan agar seorang ibu mendapatkan suntik vaksin cacar air ketika belum pernah mendapatkan vaksinasi. Ini perlu dilakukan agar bayi yang dilahirkan nanti tidak berisiko terkena cacar air.

Di bandingkan dengan balita atau orang dewasa, bayi lebih rentan terkena cacar air. Hal ini terkait dengan kulitnya yang masih sensitif serta kekebalan tubuh yang rendah. Apalagi jika sang bayi tidak mendapatkan ASI yang sebenarnya meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Ditambah lagi orang tua tidak mau bayi mereka mendapatkan imunisasi. Risiko terkena cacar air sangat tinggi.

Dan siapa yang dirugikan? Bukan saja ibu dan sang bayi saja tapi juga orang lain. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, virus cacar air itu mudah sekali menular bahkan kepada mereka yang sudah mendapatkan vaksinasi. Karena bukan hanya vaksinasi saja yang 100% mampu mencegah cacar air, tapi juga ada faktor lainnya lagi.

Jadi, pada intinya program pemerintah untuk memberikan vaksinasi cacar secara gratis kepada seluruh anak balita itu sangat penting. Tujuannya tidak lain sebagai pencegahan cacar air pada balita. Semoga para orang tua yang masih menolak vaksinasi memahami kondisi seperti ini.

Pertolongan Pertama Saat Balita Terkena Cacar Air

Ada banyak sekali gejala yang muncul ketika balita terkena cacar air. Salah satunya muncul bintik merah. Mungkin itu hanya biang keringat. Tapi, jika balita merasakan gatal, bukan tidak mungkin itu tanda cacar air.

Ada beberapa hal yang sebaiknya ibu segera lakukan.

Jangan biarkan si kecil menggaruk tubuhnya.

Menggaruk hanya membuat cacar air semakin melebar ke seluruh tubuh. Jika ia merasa gatal, kipasi bagian tubuhnya yang terasa gatal. Taburkan bedak yang mengandung antiseptik.

Kenakan baju tipis dan longgar

Cacar air akan semakin parah jika tubuh si kecil terus berkeringat. Beruntung jika ibu tinggal di daerah yang dingin. Jika ibu tinggal di daerah panas, lepas pakaian si kecil dan ganti dengan baju yang tipis dan longgar. Ini yang membuat keringat tidak berlebihan sehingga cacar air bisa tidak mudah menyebar kemana-mana.

Berikan banyak air putih

Cacar air biasanya mengakibatkan demam. Dan saat tubuh si kecil panas sekali, ia mudah mengalami dehidrasi. Untuk mencegah hal tersebut, biarkan anak minum air putih yang lebih banyak.

Minum Paracetamol

Ini hanya diperlukan saat demam balita sangat tinggi saja. Jika tidak, sebaiknya ibu tidak perlu memberikan obat apapun.

Banyak hal lain sebenarnya yang harus ibu ketahui mengenai cara yang lebih tepat untuk mencegah cacar air pada balita. Dan ini ilmu yang wajib diketahui oleh semua orang tua. Apalagi fakta menunjukkan balita rentan sekali terkena penyakit yang satu ini.

Efek dari penyakit ini sangat luar biasa. Saat terkena cacar air, balita biasanya demam dan susah makan. Setelah sembuh, masih ada bekas cacar yang ada di bagian tubuhnya. Balita cenderung malu untuk pergi ke sekolah jika ada bekas cacar di wajah. Ibu bisa bayangkan bagaimana susahnya membujuk anak untuk masuk sekolah lagi, bukan?

Berhubung sudah paham betapa pentingnya menjauhkan buah hati dari penyakit cacar air, tentu pertanyaannya sekarang bagaimana? Untung saja di jaman serba teknologi namanya informasi tentu gampang didapat. Kebetulan suatu hari sempet baca satu artikel seputar cara mengatasi cacar air pada balita  yang merujuk pada dokter dan jurnal kesehatan resmi. Semoga informasi ini membantu ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun