Mohon tunggu...
Hanita Sulistia
Hanita Sulistia Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Senang membaca dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemimpin Bangsa antara Komitmen Pemimpin dan Karakter Kepemimpinan

13 Mei 2023   15:00 Diperbarui: 13 Mei 2023   15:02 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PEMIMPIN BANGSA ANTARA KOMITMEN PEMIMPIN DAN KARAKTER KEPEMIMPINAN

Penulis : 

  1. Hanita Sulistia

  2. C. Juli Odor Nainggolan

  3. Dewi Imelda Veronika Rambet

  4. Leksi Hendrifa

  5. Sri Wulansari

  6. Indra Samudra

1,2,3,4,5,6  adalah Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Trilogi Jakarta

Pemimpin Bangsa

Seluruh rakyat Indonesia akan kembali memilih presiden dalam Pemilu tahun 2024 yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Hal ini berarti rakyat kembali akan memilih siapa yang akan menjadi pemimpin di negara Indonesia yang kita cintai ini.  Apakah yang harus dilakukan rakyat terhadap presiden terpilih ? Memang, rakyat berkewajiban menuntut presiden untuk melaksanakan komitmen.  Akan tetapi bukan berarti rakyat tinggal diam saja, sebab tanpa respon positif dari rakyat mustahil presiden dapat melaksanakan komitmennya.  Misalnya, jika semasa kampanye kandidat presiden berjanji akan meningkatkan dana pendidikan maka janji itu baru bisa terlaksana apabila ada kerja keras dari masyarakat juga.  Dengan kata lain komitmen yang diberikan oleh presiden harus benar-benar bisa dilaksanakan dan dapat mempengaruhi masyarakat untuk bersama-sama menuju arah yang diharapkan.  

Seseorang yang sudah mencalonkan diri atau dicalonkan sebagai kandidat presiden harus memiliki sifat ksatria, sifat yang berani menepati segala janji dan komitmen yang pernah diucapkan.  Sementara, kandidat yang tidak terpilih oleh rakyat harus bersedia menerimanya dengan ikhlas dan siap membantu yang menang demi kepentingan negara dan bangsa.  Seorang presiden berarti seorang pemimpin yang berarti juga seorang negarawan.  Seorang negarawan seyogianya melihat persoalan bangsa secara menyeluruh.  Kemajemukan bangsa harus harus diutamakan, sedangkan isu-isu primordial tidak dibiarkan berkembang.  Untuk itu, memilih pembantu presiden tidak boleh berdasarkan atas kedekatan pribadi semata, tetapi berdasarkan kapabilitas, profesionalisme, dan komitmen moral yang tinggi.  Pemimpin masa depan, oleh Sheila Murray Bethel dalam bukunya yang berjudul Making a difference, disebutkan tiga belas sifat yang akan menjadikan seseorang sebagai pemimpin yaitu : memiliki visi dan misi, memiliki strategi dan pemikiran yang mampu memikat orang lain, memiliki etika untuk membangun kepercayaan anak buah, mampu menciptakan perbahan untuk masa depan, peka untuk menciptakan loyalitas, berani mengambil resiko, memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan yang bijaksana, mampu berkomunikasi secara efektif, mampu membangun tim, memiliki keberanian bertindak, memiliki komitmen yang kuat serta memiliki sifat jujur.

Dengan demikian, seorang pemimpin setidaknya harus memiliki kepedulian terhadap orang lain, dalam hal ini adalah rakyat.  Sebab, presiden terpilih adalah pemimpin rakyat dan sekaligus pemimpin bangsa.  Ia harus mendengarkan suara rakyat sebagai bukti dalam mengemban amanah rakyat, bukannya bisik-bisik ke pembantu dekatnya. 

Pemilihan Umum bukanlah sebuah pertandingan yang mencari pemenang.  Para calon yang dijagokan oleh konstituen masing-masing lewat kampanye tidak dipertandingkan atau diadu.  Oleh karena itu, Pemilu lebih tepat dikatakan sebagai pengambilan keputusan oleh rakyat tentang siapa yang dipercaya memegang hak kewenangan untuk memerintah negeri ini selama kurun waktu tertentu.

Komitmen seorang Pemimpin

Ada tiga kualitas yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin untuk membangun kepercayaan yang diberikan kepadanya.  Tiga kualitas tersebut adalah kompetensi, relasi, dan karakter.  Rakyat dapat memaafkan bila pemimpin tersebut melakukan kesalahan yang tidak disengaja karena keterbatasan kemampuan dirinya.  Apalagi bila kandidat tersebut masih dalam proses belajar menjadi pemimpin.  Akan tetapi, rakyat tidak akan mempercayai seorang pemimpin yang memiliki cacat dalam karakternya.  Salah satu bentuk kepercayaan yang dibangun atas dasar tiga kualitas tersebut dan perlu ditampilkan oleh seorang pemimpin adalah komitmennya.  Rakyat tidak akan mengikuti pemimpinn yang tidak memiliki komitmen.  Kunci untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif bukan terletak pada upayanya agar rakyat mematuhi dan mengikutinya, tetapi menjadikan dirinya sebagai seseorang dimana rakyatlah yang ingin mengikuti dirinya.

Menurut John C. Macwell komitmen bisa mempunyai arti yang berbeda-beda yaitu :

  • Untuk seorang petinju, komitmen adalah kemampuan dan kemauannya untuk bangkit berdiri dari kejatuhannya diatas ring dan mulai bertinju lagi
  • Untuk seorang pelari maraton, komitmen adalah kemauan untuk lari sepanjang sepuluh mil lagi meski stamina tubuhnya mulai berkurang
  • Untuk seorang prajurit, komitmen adalah kemampuan dan kemauannya untuk mendaki bukit tanpa mengetahui apa yang ada atau terjadi dibalik bukit itu
  • Untuk seorang pemimpin, komitmen adalah semua yang digambarkan diatas, namun lebih dari itu karena semua orang yang dipimpinnya tergantung pada pemimpin tersebut.

Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, seseorang harus memiliki komitmen.  Komitmen yang tulus dapat memberikan inspirasi dan menarik perhatian orang karena mencerminkan bahwa pemimpin tersebut memiliki keyakinan.  Rakyat akan percaya karena pemimpin meyakini tindakannya.  Komitmen akan diuji melalui tindakan yang dilakukan seorang pemimpin.  Ukuran keberhasilan dari komitmen adalah tindakan itu sendiri, sesuai atau tidak dengan apa yang telah diucapkan olehnya selama ini khusunya selama masa kampanye dan diperkuat pula oleh penampilan track record nya.  Akhirnya, adalah komitmen yang membuka pintu keberhasilan.  Seorang pemimpin tentu akan menghadapi berbagai tantangan.  Dalam waktu-waktu tertentu, komitmen merupakan satu-satunya faktor yang tetap menjadi pendorong untuk bergerak maju melakukan perbaikan yang pada akhirnya membuahkan prestasi.

Karakter Kepemimpinan

Untuk menjadi pemimpin yang baik, orang tidak hanya bergantung pada kharisma, kepandaian, kekuatan fisik mental, dan kemampuan untuk bekerja keras saja.  Pemimpin yang baik harus mempunyai kepedulian pada kepentingan bersama, dan didukung oleh hati nurani yang bersih.  Inilah komitmen.  Pemimpin yang memiliki komitmen pada visi bangsa niscaya akan disenangi, disegani, dan percaya oleh rakyatnya.  Kepercayaan adalah perekat emosional yang mengikat pemimpin dan yang dipimpin.  Kepercayaan adalah rumusan dasar yang mampu mempertahankan sebuah organisasi.  Kepercayaan yang terpelihara diantara pemimpin dan yang dipimpin tidak mungkin ada tanpa terpenuhinya dua syarat yaitu :

  •  Visi pemimpin yang jelas, menarik, dan mudah diperoleh.
  • Kita cenderung utnuk mempercayai pemimpin yang menciptakan visi karena visi menggambarkan konteks untuk membagi kepercayaan dalam suatu tujuan organisasi secara umum.
  • Posisi yang jelas dari pemimpin
  • Kita cenderung mempercayai pemimpin yang kita kenal dimana posisinya (keberpihakannya), dan bagaimana pemimpin itu menempatkan organisasi dalam kaitannya dengan lingkungan.

Karakter kepemimpinan dari presiden terpilih diharapkan dapat tercermin melalui apa dan bagaimana kebijakan-kebijakan yang ditentukan akan ditetapkan dan dilaksanakan.  Dengan demikian, status kehormatan dan lembaga kepemimpinan nasional dapat mencerminkan pula harkat dan martabat bangsa ini karena kekuasaan tidak identik dengan kewenanagan dan kewenangan tidak identik dengan kewibawaan.

Betapa pentingnya arti "perubahan" dalam konteks kepemimpinan, sebab mengutip yang dikatakan Howard Hendricks dalam bukunya Teaching to Change Lives bila seseorang ingin terus memimpin, ia harus terus mengadakan perubahan atau mau terus menerima gagasan baru.  Begitulah caranya pemimpin mengadakan perubahan dan memahami benar bahwa perubahan itu diperlukan.  Kalau hal ini terjadi, maka dia akan menjadi pemimpin yang diharapkan.  Pemimpin memang seharusnya berada di lini paling depan untuk mendorong perubahan.

Bila uraian tentang kepercayaan, komitmen, dan karakter dikaitkan dengan pemilihan umum, khususnya pemilihan presiden maka akan kita peroleh suatu gambaran tentang pemimpin dan kepemimpinan.  Pemilihan umum telah memberikan kewenangan kepada calon yang telah memperoleh suara pemilih terbanyak untuk memimpin.  Kompetensi dan keterampilan calon telah memberikan kemampuan bagi dirinya untuk memimpin.  Akan tetapi, tampilan karakter dan komitmen sebagai bentuk kepercayaan yang telah diberikan rakyat kepadanya, khususnya dalam menghadapi berbagai tantangan memberikannya suatu pembenaran bagi dirinya sebagai seorang pemimpin.

Beruntunglah bangsa Indonesia pernah memiliki Jenderal Soedirman, seorang pahlawan nasional dan simbol Tentara Nasional Indoensia (TNI) yang mendapat tempat istimewa dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.  Jenderal Soedirman dikenal sebagai seorang pemimpin yang berprinsip, mencintai rakyat, bijak, teguh dalam berkomitmen serta memiliki karakter.  

Jenderal Soedirman juga merupakan tipe pemimpin yang sangat dekat dengan rakyatnya.  Sejak muda ia abdikan segala pengetahuan, tenaga, dan kemampuan yang dimilikinya untuk membantu rakyat, bukan hanya dalam bidang pendidikan tapi juga dalam hal kepemimpinan melalui organisasi pandu dan ekonomi.  Sosok Jenderal Soedirman juga dikenal sebagai pemimpin yang bijak, baik dalam kata-kata maupun dalam tindakan.  Dengan kata-kata yang bijak namun tegas ia berhasil memindahkan pasukannya seraya membangun strategi dan menyusun kekuatan yang lebih besar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun