Seseorang yang sudah mencalonkan diri atau dicalonkan sebagai kandidat presiden harus memiliki sifat ksatria, sifat yang berani menepati segala janji dan komitmen yang pernah diucapkan. Â Sementara, kandidat yang tidak terpilih oleh rakyat harus bersedia menerimanya dengan ikhlas dan siap membantu yang menang demi kepentingan negara dan bangsa. Â Seorang presiden berarti seorang pemimpin yang berarti juga seorang negarawan. Â Seorang negarawan seyogianya melihat persoalan bangsa secara menyeluruh. Â Kemajemukan bangsa harus harus diutamakan, sedangkan isu-isu primordial tidak dibiarkan berkembang. Â Untuk itu, memilih pembantu presiden tidak boleh berdasarkan atas kedekatan pribadi semata, tetapi berdasarkan kapabilitas, profesionalisme, dan komitmen moral yang tinggi. Â Pemimpin masa depan, oleh Sheila Murray Bethel dalam bukunya yang berjudul Making a difference, disebutkan tiga belas sifat yang akan menjadikan seseorang sebagai pemimpin yaitu : memiliki visi dan misi, memiliki strategi dan pemikiran yang mampu memikat orang lain, memiliki etika untuk membangun kepercayaan anak buah, mampu menciptakan perbahan untuk masa depan, peka untuk menciptakan loyalitas, berani mengambil resiko, memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan yang bijaksana, mampu berkomunikasi secara efektif, mampu membangun tim, memiliki keberanian bertindak, memiliki komitmen yang kuat serta memiliki sifat jujur.
Dengan demikian, seorang pemimpin setidaknya harus memiliki kepedulian terhadap orang lain, dalam hal ini adalah rakyat. Â Sebab, presiden terpilih adalah pemimpin rakyat dan sekaligus pemimpin bangsa. Â Ia harus mendengarkan suara rakyat sebagai bukti dalam mengemban amanah rakyat, bukannya bisik-bisik ke pembantu dekatnya.Â
Pemilihan Umum bukanlah sebuah pertandingan yang mencari pemenang. Â Para calon yang dijagokan oleh konstituen masing-masing lewat kampanye tidak dipertandingkan atau diadu. Â Oleh karena itu, Pemilu lebih tepat dikatakan sebagai pengambilan keputusan oleh rakyat tentang siapa yang dipercaya memegang hak kewenangan untuk memerintah negeri ini selama kurun waktu tertentu.
Komitmen seorang Pemimpin
Ada tiga kualitas yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin untuk membangun kepercayaan yang diberikan kepadanya. Â Tiga kualitas tersebut adalah kompetensi, relasi, dan karakter. Â Rakyat dapat memaafkan bila pemimpin tersebut melakukan kesalahan yang tidak disengaja karena keterbatasan kemampuan dirinya. Â Apalagi bila kandidat tersebut masih dalam proses belajar menjadi pemimpin. Â Akan tetapi, rakyat tidak akan mempercayai seorang pemimpin yang memiliki cacat dalam karakternya. Â Salah satu bentuk kepercayaan yang dibangun atas dasar tiga kualitas tersebut dan perlu ditampilkan oleh seorang pemimpin adalah komitmennya. Â Rakyat tidak akan mengikuti pemimpinn yang tidak memiliki komitmen. Â Kunci untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif bukan terletak pada upayanya agar rakyat mematuhi dan mengikutinya, tetapi menjadikan dirinya sebagai seseorang dimana rakyatlah yang ingin mengikuti dirinya.
Menurut John C. Macwell komitmen bisa mempunyai arti yang berbeda-beda yaitu :
- Untuk seorang petinju, komitmen adalah kemampuan dan kemauannya untuk bangkit berdiri dari kejatuhannya diatas ring dan mulai bertinju lagi
- Untuk seorang pelari maraton, komitmen adalah kemauan untuk lari sepanjang sepuluh mil lagi meski stamina tubuhnya mulai berkurang
- Untuk seorang prajurit, komitmen adalah kemampuan dan kemauannya untuk mendaki bukit tanpa mengetahui apa yang ada atau terjadi dibalik bukit itu
- Untuk seorang pemimpin, komitmen adalah semua yang digambarkan diatas, namun lebih dari itu karena semua orang yang dipimpinnya tergantung pada pemimpin tersebut.
Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, seseorang harus memiliki komitmen. Â Komitmen yang tulus dapat memberikan inspirasi dan menarik perhatian orang karena mencerminkan bahwa pemimpin tersebut memiliki keyakinan. Â Rakyat akan percaya karena pemimpin meyakini tindakannya. Â Komitmen akan diuji melalui tindakan yang dilakukan seorang pemimpin. Â Ukuran keberhasilan dari komitmen adalah tindakan itu sendiri, sesuai atau tidak dengan apa yang telah diucapkan olehnya selama ini khusunya selama masa kampanye dan diperkuat pula oleh penampilan track record nya. Â Akhirnya, adalah komitmen yang membuka pintu keberhasilan. Â Seorang pemimpin tentu akan menghadapi berbagai tantangan. Â Dalam waktu-waktu tertentu, komitmen merupakan satu-satunya faktor yang tetap menjadi pendorong untuk bergerak maju melakukan perbaikan yang pada akhirnya membuahkan prestasi.
Karakter Kepemimpinan
Untuk menjadi pemimpin yang baik, orang tidak hanya bergantung pada kharisma, kepandaian, kekuatan fisik mental, dan kemampuan untuk bekerja keras saja. Â Pemimpin yang baik harus mempunyai kepedulian pada kepentingan bersama, dan didukung oleh hati nurani yang bersih. Â Inilah komitmen. Â Pemimpin yang memiliki komitmen pada visi bangsa niscaya akan disenangi, disegani, dan percaya oleh rakyatnya. Â Kepercayaan adalah perekat emosional yang mengikat pemimpin dan yang dipimpin. Â Kepercayaan adalah rumusan dasar yang mampu mempertahankan sebuah organisasi. Â Kepercayaan yang terpelihara diantara pemimpin dan yang dipimpin tidak mungkin ada tanpa terpenuhinya dua syarat yaitu :
- Â Visi pemimpin yang jelas, menarik, dan mudah diperoleh.
- Kita cenderung utnuk mempercayai pemimpin yang menciptakan visi karena visi menggambarkan konteks untuk membagi kepercayaan dalam suatu tujuan organisasi secara umum.
- Posisi yang jelas dari pemimpin
- Kita cenderung mempercayai pemimpin yang kita kenal dimana posisinya (keberpihakannya), dan bagaimana pemimpin itu menempatkan organisasi dalam kaitannya dengan lingkungan.
Karakter kepemimpinan dari presiden terpilih diharapkan dapat tercermin melalui apa dan bagaimana kebijakan-kebijakan yang ditentukan akan ditetapkan dan dilaksanakan. Â Dengan demikian, status kehormatan dan lembaga kepemimpinan nasional dapat mencerminkan pula harkat dan martabat bangsa ini karena kekuasaan tidak identik dengan kewenanagan dan kewenangan tidak identik dengan kewibawaan.
Betapa pentingnya arti "perubahan" dalam konteks kepemimpinan, sebab mengutip yang dikatakan Howard Hendricks dalam bukunya Teaching to Change Lives bila seseorang ingin terus memimpin, ia harus terus mengadakan perubahan atau mau terus menerima gagasan baru. Â Begitulah caranya pemimpin mengadakan perubahan dan memahami benar bahwa perubahan itu diperlukan. Â Kalau hal ini terjadi, maka dia akan menjadi pemimpin yang diharapkan. Â Pemimpin memang seharusnya berada di lini paling depan untuk mendorong perubahan.