Dalam melaksanakan proses Pendidikan, pendidik dalam hal ini guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan ketrampilan berhubungan sosial (relationship skills). Selain itu seorang guru juga harus memahami aspek sosial dan emosionalnya agar mereka mampu mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana dalam menyelesaikan persoalan pembelajaran baik di kelas maupun di lingkungan sekolah.
- Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang pendidik harus mampu melihat permasalahan yang dihadapi apakah permasalahan tersebut merupakan dilema etika ataukah bujukan moral. Kita dapat menggunakan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan terutama pada uji legalitas untuk menentukan apakah masalah tersebut termasuk bujukan moral yang berarti benar vs salah ataukah dilema etika yang merupakan permasalahan benar vs benar.
Seorang pendidik yang juga berperan menjadi pemimpin pembelajaran di sekolah akan menghadapi situasi di mana mengambil suatu keputusan yang banyak mengandung dilema secara Etika, dan berkonflik antara nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar. Keputusan-keputusan yang diambil akan merefleksikan nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik.
- Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Untuk dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengenali terlebih dahulu kasus yang terjadi apakah kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral. Jika kasus tersebut merupakan dilema etika, sebelum mengambil sebuah keputusan kita harus mampu menganalisa pengambilan keputusan berdasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga hasil keputusan yang kita ambil mampu menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman untuk muridnya. Intinya pengambilan keputusan yang tepat terkait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Dengan menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman sangat berpengaruh baik pada proses pembelajaran yang memenuhi kebutuhan murid dan juga berpihak pada murid.
- Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Kesulitan-kesulitan yang dialami di lingkungan saya dalam mengambil keputusan adalah sering terjadi perbedaan pandangan dan mindset di antara pihak-pihak yang terlibat dalam kasus yang mempersulit tercapainya kesepakatan, masih minimnya pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki dalam menyelesaikan situasi permasalahan yang dihadapi, serta kekhawatiran dalam diri apakah keputusan yang diambil merupakan keputusan yang baik dan tepat untuk semua pihak.
- Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Pengambilan keputusan yang dilakukan tentu akan mempengaruhi pola pengajaran yang kita lakukan terhadap murid. Pada konteks merdeka belajar, proses pembelajaran yang dilakukan adalah yang berpihak pada murid. Dengan menentukan keputusan yang tepat akan tercipta lingkungan yang positif, aman, dan nyaman bagi murid untuk belajar dengan bahagia sesuai dengan kebutuhan belajar mereka.
- Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Dalam mengambil keputusan, seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memperhatikan kebutuhan murid-muridnya. Dengan begitu kita bisa mendampingi murid untuk memenuhi kebutuhan belajar mereka, menuntun murid untuk dapat menggali dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, yang sangat mempengaruhi pada kehidupannya serta masa depannya.
- Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Pembelajaran pada modul 3.1 ini sangat terkait dengan materi pada modul-modul sebelumnya. Sebagaimana dijelaskan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan bertujuan menuntun segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dalam kebahagiaan yang setinggi-tinginya, baik untuk dirinya sendiri, sekolah, maupun masyarakat. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki, coaching juga menjadi salah satu usaha yang dilakukan oleh seorang pendidik dalam menuntun murid untuk memaksimalkan segala potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Â Semua sangat diperlukan dalam mengambil sebuah keputusan yang baik dan tepat sebagai pemimpin pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H