Salah satu hal yang menyenangkan menjelang lebaran adalah bertukar bingkisan atau hampers. Di masa lalu, ada parcel yang disusun tinggi dalam wadah rotan berisi makanan minuman instan, seperti kue, sirup, permen, wafer, dan aneka rupa camilan. Kadang ditambah perangkat minum teh, sendok, yang ditata cantik sehingga malah malfungsi dan berakhir sebagai hiasan ruangan.
Masa kini, bingkisan lebaran mulai bervariasi baik dari tema maupun harga. Bagaimana merencanakan bingkisan lebaran agar tidak boncos dan ramah lingkungan ? Yuk mari kita lihat yang berikut ini :
1. Untuk siapa
Tentukan untuk siapa hampers akan diberikan, utamanya untuk orang yang banyak berjasa membantu kita, misalnya untuk tenaga keamanan, ART, tukang sampah, takmir masjid, tetangga, keluarga, teman, dll
2. Sesuaikan budget
Berapa budget untuk bingkisan lebaran? Nah ini penting. Mari membuat anggaran terlebih dahulu sebelum belanja belanji. Dari anggaran tersebut, kita bisa menentukan isi paket dan untuk siapa saja.
3. Tema
Tema apa yang dipilih untuk bingkisan lebaran? Dengan menentukan tema dan siapa penerimanya, kita akan lebih mudah menyiapkan bingkisan.
- Sembako, bisa dipakai untuk persiapan lebaran. Paketnya berisi : beras, gula pasir, minyak goreng, sirup/teh/kopi, terigu, kue kaleng, dst
- Pakaian, bisa bermanfaat dipakai berulang-ulang : baju, sarung, jilbab, rok, blouse, dll
- Alat yang bisa dipakai sehari-hari : mug, mangkok, alat masak unik dari kayu, stainless, dll
- Makanan, bisa untuk sajian lebaran : kue kering, kue basah, coklat, kurma, buah. Atau berupa hidangan, misalnya ayam panggang, nasi kebuli, dll. Kalau mau fleksibel, boleh juga bahan makanan frozen : ayam kampung, daging, tekwan dll. Pasti bermanfaat.
- Mix and match : dalam 1 paket ada beberapa isi, misalnya makanan, alat makan, alat minum, atau  hijab. Mix and match bisa mengembangkan kreativitas kita untuk membuat paket bingkisan sendiri dengan menyesuaikan anggaran.