Kalau biasanya penyelenggara sholat Ied adalah DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) atau PHBI (Panitia Hari Besar Islam), maka sholat Id di JIS ini panitianya adalah Pemprov DKI.
Saat menoleh ke belakang dan melihat tampilan big screen, ternyata jamaah membludak hingga ke bawah. Panitia menyiapkan ruang untuk 20 ribu orang. Kami beruntung berangkat pagi dan bisa sholat di tempat yang lumayan depan.
Merinding rasanya, melantunkan takbir sembari menenangkan hati di momen Idul Fitri 1443 H di antara lautan manusia.
Panitia menyediakan big screen untuk liputan kondisi sholat Ied. Drone beterbangan di udara. Hanya saja, sinyal internet mendadak hilang.
Mungkin saking banyaknya jamaah ya. Anies Baswedan selaku Gubernur DKI memberikan sambutan, bahwa “Persatuan harus diusahakan, karena persatuan tidak datang dengan sendirinya. Selamat silaturahmi dan memaafkan.” Betul, persatuan itu tidak datang dengan tiba-tiba, tapi perlu perjuangan, kawan !
Selepas sholat Ied, dengan imam Ustadz Heri Kuswanto (juara MTQ Nasional 2018) dan khatib KH Muhammad Cholil Nafis, jamaah dipersilahkan untuk berkeliling stadion. Nah ini yang ditunggu !
Stadion Megah Berkonsep Ramah lingkungan
Dibangun di lahan 221.000 m2, dengan anggaran 4,08 trilyun rupiah, JIS bukan stadion biasa. Proses konstruksi hingga jadi membutuhkan waktu 13 tahun. Didesain oleh PDW Architect dengan konsep berkelanjutan, stadion megah ini memiliki 1080 rooftop panel surya sebagai sumber energi.
Fasad berpola loreng macan mendukung sirkulasi udara alami di dalam stadion sekaligus mengurangi penggunaan listrik. Stadion ini memiliki konsep zero run off. Air yang masuk ke kawasan stadion akan diserap rainwater treatment dan dialirkan ke kolam penampungan untuk menyirami tanaman dan rumput stadion.