Mohon tunggu...
Hani Rai
Hani Rai Mohon Tunggu... Petani - Belajar jadi petani

blogging, handcrafting, journaling, eco farming

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mari jo ka Likupang : Experiencing Bio Diversity dalam Pariwisata Berkelanjutan

22 Februari 2022   13:15 Diperbarui: 22 Februari 2022   13:16 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indahnya gradasi Pantai Paal (sumber : kanal youtube Wonderful Indonesia)

Masyarakat belajar basis pengetahuan bio diversity, menjadi tuan rumah home stay, hingga mengkreasi paket wisata yang unik dan menarik. Keberadaan masyarakat tidak ada artinya jika kebijakan konservasi dan pengaturan ekploitasi sumber daya alam tidak diatur dan difasilitasi pemerintah. Ya, semua pihak musti bakubantu untuk pariwisata berkelanjutan.

Experiencing Likupang : saat konservasi itu asik

Dengan historis geo bio diversity Sulawesi dan fauna Wallacea yang unik, maka usulan paket wisata yang bisa dikemas adalah paket wisata yang menawarkan experiencing/pengalaman konservasi.

Desa Bahoi adalah contoh bagaimana konservasi dan pariwisata bisa berjalan beringan. Sebagai Daerah Perlindungan Laut (DPL), kawasan ini punya Peraturan desa untuk menjaga kelestarian, misalnya ada area penangkapan ikan dengan cara yang tidak merusak lingkungan. Masyarakat dan wisatawan yang melanggar akan kena sanksi !

Pada 2011, Desa Bahoi menerima penghargaan Adi Bakti Mina Bahari atas kemampuannya melakukan konservasi. Kini, wisatawan dapat berjalan di jembatan hutan mangrove. Akar nafas mangrove penahan abrasi ini sekaligus tempat hidup biota. Di perairan Bahoi juga hidup terumbu karang yang terjaga, sebuah spot diving dan snorkling yang asri.

Akan tambah asik, jika di tempat ini wisatawan bisa terlibat dengan menanam mangrove. Bibit mangrove yang dibenamkan di tepi pantai ini akan tumbuh jadi salah satu pilar konservasi. 

Likupang punya banyak spot snorkling dan diving yang cantik. Untuk itu, kelestarian bawah laut harus dijaga, salah satunya dengan penanaman terumbu karang. Pemilihan lokasi, proses perawatan dan trasnplantasi terumbu karang merupakan usaha panjang, namun harus dilakukan. Pemerintah, lembaga konservasi,  swasta, dan masyarakat perlu terlibat. Nah, alangkah indahnya jika wisatawan nantinya bisa turut serta dalam konservasi terumbu karang. Ini bakal jadi pengalaman yang sangat berkesan.  

Kuda laut pygmy di Sahaung, Bangka, Minahasa (sumber : kanal youtube TLC Southeast Asia)
Kuda laut pygmy di Sahaung, Bangka, Minahasa (sumber : kanal youtube TLC Southeast Asia)

Salah satu wisata minat khusus menarik adalah safari kelompok terbatas ke Tangkoko National Park & Nature Reserve. Berada di area konservasi gunung Tangkoko Bitung, inilah tempat hidup hewan endemik Sulawesi. Tarsius, makaka/yaki, kuskus, hidup di sini. Jika beruntung, kita bisa mengintip primata mungil tarsius yang juga disebut fosil hidup. Hewan endemik nokturnal ini bisa mengeluarkan gelombang ultrasonik hampir setara lumba-lumba dan kelelawar.

Cukup jauh dari Likupang, ke arah barat bersisian dengan Gorontalo, ada Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Di sini, wisatawan bisa melihat penangkaran burung maleo. Telor maleo seukuran kamera pocket  ini di beberapa tempat masih dikonsumsi. Ya, karena  telur maleo di simpan di tanah oleh sang induk sehingga rawan pencurian.  Di penangkaran, maleo akan ditangkarkan dan nantinya dilepasliar ke alam. Pasti asik, berkesempatan melihat langsung satwa endemik ini di habitatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun