Saat matahari, pasir putih, pantai, dan terumbu karang berpadu Â
Tersebutlah Likupang. Sebuah spot di ujung timur laut Sulawesi Utara, 1,5 jam perjalanan darat dari  ibukota Manado. Ditemani garis pantai yang panjang, Likupang terlihat indah. Pasir putih tersebar, laut gradasi biru tosca terbentang, debur ombak memecah keheningan, dengan dunia bawah laut nan mempesona.
Dengan rencana pembangunan destinasi super prioritas, DSPLikupang bakal menjadi tempat kabur dari kepenatan dunia dan mengagumi alam. Inilah Likupang NorthSulawesi : hub pariwisata berkelanjutan !Â
Sejauh mata memandang, panca indra akan dimanja dengan pantai dan aroma laut. Di Likupang, kita bisa sepuasnya menikmati vitamin D 3 sinar matahari di atas pasir putih. Saking asyiknya lupa waktu, mungkin kulit so tabakar. Jadi jangan lupa le, usapkan sunblock ke wajah dan badan, juga siapkan topi dan kaca mata hitam.
Sebut saja Pantai Pulisan, pantai biru dengan pasir putih membentang. Naiklah ke bukit, menatap  laut biru nan elok. Antara jam 9-11 pagi, kita bisa masuk ke gua yang akan terendam kala air laut pasang. Pengunjung bisa berpetualang, berwisata sekaligus olahraga.
Lanjutkan eksplorasi ke Pulau Lihaga dan Paal, pulau indah dengan spot terumbu karang seluas 8 hektare, yang akan membuat siapa saja memuji Sang Kuasa. Pecinta snorkling dan diving pasti akan bersuka ria menjumpai terumbu karang dan ikan-ikan cantik hidup berdampingan.
Masih belum puas ? Singgahlah ke Bukit Larata. Bukit teletubbies dengan savana terbentang, membuat manusia serasa kecil saja. Cobalah trekking , bersepeda gunung lalu down hill meluncur. wuihh... Sungguh menantang adrenalin dan memompa endorfin. Bagi yang ototnya kencang karena kemacetan lalu lintas kota, bertualang ke Likupang akan membuat otot lebih kencang namun pikiran jadi kendor. SoBumi menghendaki Sulawesi punya geo biodiversity
Kalau Alfred Russel Wallace tidak cukup gila menyeberangi Atlantik dan memetakan fauna sejak 1856, mungkin kita tidak akan sadar betapa kerennya Sulawesi. Pecinta biologi dan eksplorer Inggris tersebut  merumuskan Garis Wallace,  garis imajiner penanda batas wilayah fauna Indo Malaya, Austro Malaya, dan Wallacea.
Wallacea, yang meliputi Celebes, Maluku, Nusa Tenggara menjadi zona fauna yang terpisah dari pengaruh Asia dan Australia. Karena evolusi, makhluk hidup menyesuaikan diri untuk bertahan. Muncullah fauna endemik : anoa, babi rusa, yaki, tarsius, kuskus, dan maleo. Binatang ini masih ada hingga kini, diIndonesiaaja !