Well, seperti apa sih sirkuit kelas dunia ini ?
Dari sisi tampilan, Pertamina Mandalika International Street Circuit ini terbingkai batik. Sapuan cat merah, putih, dan hijau menjadi corak batik yang menempel di aspal lintasan. Pemandangan ini akan tampak unik dan Indonesia banget kala dilihat dari atas. Sirkuit ini juga punya view menawan : pantai, bukit, dan laguna, tak kalah dengan Monaco dan Philips Island dah. Bukan hanya diapit bukit, tapi di dalam sirkuit pun ada bukitnya !
Di sisi luar pit lane, terhampar barier (gravel bed) berupa batu kali. Batu seukuran 1-3 cm ini terbentuk secara alami dan sudutnya tidak tajam. Diletakkan sedalam 20-30 cm, kerikil ini disuplay dari Lombok dan Palu Sulawesi Tengah. Di beberapa bagian pagar lintasan terpasang barrier berupa ban yang diletakkan vertikal dan terbalut lembaran karet. Â
Â
Untuk mengatur sirkulasi air, ada dua sisi drainase di sepanjang lintasan. Yang pertama di antara jalur utama dengan bukit di tengah sirkuit. Drainase yang kedua berada di antara aspal dan gravel bed. Drainase selebar 3 cm ini diatur dengan kemiringan 2 derajat  untuk mengalirkan air hujan dan mencegah terjadinya genangan, ujar I Made Pari Wijaya, Asisten Vice President ITDC, yang menemani kami berkeliling.
Nonton balapan, cara baru berwisata
Akahkah event balapan WordSuperbike dan Moto GP Mandalika mengalami nasib yang sama dengan Sentul ? Â Tenang bro, ITDC sudah menekan kontrak 10 tahun dengan Dorna. Dengan demikian, hingga 2032, Mandalika akan ada di kalender Worlds superbike dan Moto GP.
Seperti gelaran lomba dan tontonan, penyuka balap motor bisa memilih lokasi nonton (beserta tiketnya). Tikungan pertama sirkuit berhadapan dengan observation VVIP deck, dengan latar bukit pink bougenville. Menurut info, ini tempat Presiden dan VVIP nonton balapan.  Di depan pit building, ada kursi grand stand premier. VIP premier bertempat di atas garasi.  Ada juga pilihan  tiket grand stand atau general admission.
Fyi, tiket menonton balapan ini cukup merogoh kocek lho, sehingga kita memang perlu merencanakan agenda sport tourism di Lombok dengan matang. Inilah cara baru berwisata, bukan hanya memandang dan berfoto ria, namun kita merasakan adrenalin yang meningkat dengan terlibat langsung. Kita bersorak sorai pada pembalap yang menggeber mesin motor, atau berteriak manakala ada motor ngglangsar di tikungan. Â