Senang dengan pantai ? Tenang, kawasan konservasi TWA Gunung Tunak juga punya pantai. Ada Pantai Teluk Ujung yang menawan. Penuh perjuangan untuk mencapai tempat ini. Dengan menumpang mobil 4x4, kami menyusuri  hutan perawan. Gerimis membuat jalan tanah jadi becek.Â
So pastikan tidak salah outfit. Jangan pakai high heels atau rok tutu ya. Rombongan Kompasiana duduk di bak belakang dengan mengenakan mantel. Hati-hati, ranting pohon bisa membuat topi anda temangsang, atau bahkan menggores telinga.Â
Setelah melalui perjalanan seru, terbentanglah Pantai Teluk Ujung. Hamparan pasir putih terengkuh perbukitan menjadi lanscape yang indah.Â
Di sisi kiri, berdiri Bukit Raden yang dikeramatkan. Bahkan anjing pun tak berani mengejar rusa ke bukit yang menjulang ini. Tebing-tebing Teluk Ujung berdiri di ujung kanan kiri seolah melindungi garis lengkung pantai.Â
Pecahan kerang biru berserak, berpadu dengan pasir putih yang menempel lembut di kaki. Pohon biduri tumbuh sporadis dengan kembang ungu merumpun menambah kekayaan vegetasi.
Di Pantai Teluk Ujung, kami mengadopsi dan melepas tukik. Anak penyu berusia 1,5 bulan ini ditangkarkan dari telur penyu yang diambil warga. Tak lebih dari sekepalan tangan, tukik dilepas dan disambut ombak ke laut lepas. Selamat berjuang sahabat, semoga kau bisa bertahan dalam seleksi alam.
Untuk menambah populasi tanaman, kami juga menanam pohon ketapang kencana. Pohon yang bakal tumbuh tinggi dengan dahan menjulang dan daun-daun kecil tersusun rapi ini ditanam di pinggir jalan setapak, tak jauh dari Taman Kupu-Kupu. Hiduplah, tumbuhlah, lindungi tanah dan air di bumi ini.
Berada di titik paling selatan pulau Lombok dan berhadapan dengan Samudra Hindia, inilah sanctuary dalam balutan pariwisata berkelanjutan, dengan keterlibatan komunitas. Di Taman Wisata Alam Gunung Tunak, kami bahagia.Â
Bukan hanya berwisata, namun turut berpartisipasi dalam konservasi. Semoga terus lestari !