Berjumpa Rusa Timor
Berlokasi di TWA Gunung Tunak, Balai Konservasi Sumber Daya Alam NTB mengelola sanctuary rusa timor. Rusa endemik ini posturnya kecil dan berbulu coklat polos.Â
Di lahan 1,5 ha, rusa-rusa sitaan dari warga yang memelihara tanpa izin, bisa berlarian bebas. Secara rutin, dokter hewan memeriksa  kesehatan hewan mamalia ini. Â
Wisatawan bisa ikut berpartisipasi lho, dalam konservasi rusa. Caranya, ikut paket wisata memberi makan rusa. Ternyata rusa punya daya gigit yang kuat.Â
Rumput gajah yang disodorkan segera ditarik dan dikunyah dengan gigi mamalianya. Rusa Timor juga menyukai daun waru. Beberapa pohon sengaja ditanam di alam sebagai sumber makanan. Â
Di sanctuary ini ada 3 jenis kandang : umum, isolasi, dan habituasi. Sebelum dilepasliarkan, rusa masuk ke kandang habituasi yang menyerupai alam. Di sini rusa dipantau kemampuannya untuk beradaptasi dan survival. Setelah dirasa mampu, rusa dilepas ke habitatnya.
Dahulu, warga berburu rusa secara tradisional. Dengan berkelompok, mereka membawa jaring dan tombak. Perburuan ini bukan untuk bertahan hidup, melainkan hobi turun temurun.Â
Petugas  BKSDA  pun melakukan persuasi dan mengajak para pemburu ke sanctuary, melihat langsung bagaimana rusa dipelihara, ujar Lalu Gde Gangga Widarma, pengelola ekosistem hutan TWA Gunung Tunak. Syukurlah kini perburuan berhenti.Â
Rusa-rusa timor bisa kembali berkejaran di alam. Warga juga terlibat dalam konservasi : sebagai karyawan, supplier bahan baku dan makanan, hingga ikut menjaga dan mengamankan taman wisata alam.
Melepas Tukik ke Pantai Teluk ujung