Mohon tunggu...
Hani Rai
Hani Rai Mohon Tunggu... Petani - Belajar jadi petani

blogging, handcrafting, journaling, eco farming

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengemas Sustainable Tourism Development untuk Mandalika-Lombok

18 November 2021   10:00 Diperbarui: 18 November 2021   10:06 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagan Sustainable Tourism Develompent (sumber : etourism-bgrs.com)

Sport Tourism Pemacu Adrenalin

Mandalika, dongeng putri jelita yang memilih menceburkan diri ke laut dan muncul sebagai nyale, kini hadir dalam wujud baru : sirkuit balap ! Sirkuit Mandalika di Lombok menjadi Destinasi Super Prioritas (DSP) Indonesia untuk para pencari adrenalin. Mengintegrasikan olahraga dan keindahan alam, Mandalika menjadi lokus sempurna sport tourism.

Siapa yang tak bangga, kalau balapan sekelas Superbike dan motoGP akan digelar Di Indonesia Aja ? Kalau selama ini balapan dunia ini hanya ditonton di tv, kini, kita bisa duduk di tribun penonton ! Ya, menandingi Monaco dan Philips Island, Mandalika menjadi sirkuit cantik nan menantang yang memuaskan pecinta balapan. Bau ban terbakar akan di aspal menyeruak di sirkuit sepanjang 4,3 km berkapasitas 195.000 penonton ini. Bukan itu saja, balap sepeda L’Etape Indonesia Tour de France, lomba lari dan triathlon turut digelar di area ini.  

Lombok memang memiliki aneka sport tourism yang indah. Di luar sirkuit, pecinta olah raga air bisa berenang, berselancar, dan menyelam, di sepanjang garis pantai. Bagi pecinta ketinggian, Bukit Sembalun menawarkan sensasi paralayang dan trekking. Gunung Rinjani nan menjulang dan Danau Segara Anakan menunggu kedatangan para pendaki. Bagi yang senang keheningan dan keselarasan, Lombok sangat pas untuk beryoga asana. Pokoknya, Lombok sebagai kawasan sport tourism itu Wonderful Indonesia banget !

Menuju Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan

Memasang jangkar pariwisata sebagai investasi penghasil devisa, membuat pemerintah melakukan pembangunan besar-besaran. Sebagai tuan rumah event olahraga bergengsi, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dipersiapkan sebagai destinasi  wisata dengan amenitas dan fasilitas bertaraf internasional. Berbagai infrastruktur pendukung disiapkan, mulai dari jalan bypass bandara menuju sirkuit, penambahan landasan pacu dan kargo bandara, hingga penambahan kapasitas listrik dan jaringan telekomunikasi.

Perkembangan dunia masa kini bersanding dengan isu pembangunan berkelanjutan. Pembangunan bukan hanya bertujuan ekonomi namun membawa misi keberlanjutan untuk masa depan. Demikian pula pariwisata. 

Sustainable Tourism Development mensyaratkan pariwisata yang memiliki tujuan ekonomi, tanggungjawab sosial, kelestarian ekologi dan budaya. Pariwisata bukan hanya untuk meraih keuntungan ekonomi, namun pariwisata berkelanjutan punya komitmen dan tanggung jawab pada pemberdayaan, keterlibatan lokalitas, dan kelestarian ekologi.

Di beberapa wilayah, perputaran uang dalam industri pariwisata berkisar pada lingkarannya sendiri. Hotel, tour agent, bis, hingga tempat makan dimiliki investor luar negeri. Ketidakseimbangan distribusi keuntungan membuat inverstor besar yang memperoleh keuntungan industri pariwisata dan melupakan masyarakat tempatan. Ini tentu bukan perkembangan yang baik.

Lombok sebagai kawasan wisata yang indah, dengan DSP Mandalika sebagai center, dapat dikembangkan dengan konsep sustainable tourism development. Desa wisata dibangkitkan di daerah penyangga. Infrastruktur dibangun, pemberdayaan dan keterlibatan masyarakat dijalin. Desa terlibat melalui badan usaha yang mengelola homestay, mengeksplorasi potensi desa, menghidupkan atraksi, kuliner, dan menjaga tradisi.

Bagan Sustainable Tourism Develompent (sumber : etourism-bgrs.com)
Bagan Sustainable Tourism Develompent (sumber : etourism-bgrs.com)

Membangun kesadaran dan kecintaan masyarakat pada kelestarian juga menjadi ciri pembangunan pariwisata berkelanjutan. Otentisitas dan lokalitas suatu destinasi wisata adalah nilai plus. Spirit yang dibangun adalah kelestarian dengan keuntungan ekonomi sebagai bonusnya. Di sinilah pentingnya peran komunitas untuk bekerja sama melestarikan ekologi dan budaya, untuk identitas dan masa depan Lombok.

Untuk itulah, cultural heritage Sasak harus terus dijaga kelestariannya. Tenun ATMB Lombok dan gerabah yang dianyam rapi harus terus lestari. Ayam taliwang, sate tanjung, dan beberok terung selalu menanti. 

Masyarakat religius yang menjaga adat, hidup selaras dengan alam, dengan kekayaan kuliner tradisi dan produk kerajinan yang khas, menjadi tonggak kekuatan Lombok yang menopang DSP Mandalika.

Eco Tourism dan Keberpihakan pada Lokalitas   

Lombok punya pembangkit listrik dari energi terbarukan. Pembangkit listrik tenaga surya telah menopang sebagian listrik PLN di Sengkol Pujut, Gili, Selong, dan Pringgabaya. Ternyata, kemandirian energi bisa dimulai dan diwujudkan di kawasan pariwisata. Lombok juga punya Gili Air, yang melarang kendaraan bermotor melintas. Ini membuktikan bagaimana peraturan lokal di kawasan wisata bisa mengatur turis dan masyarakat untuk ramah lingkungan. 

Dua contoh ini menjadi pijakan untuk pembangunan pariwisata ramah lingkungan. Di Indonesia Aja, eco tourism Lombok bukan hanya pada kekayaan spot wisata berbasis alam, namun juga pada kemandirian energi. What a Wonderful Indonesia !

Ada satu hal yang tak kalah penting : keberpihakan pada sumber daya lokal. Pemerintah daerah misalnya bisa membatasi masuknya restoran dan minimarket waralaba serta produk impor di daerah penyangga Mandalika. Mengapa hal ini penting ? 

Karena inilah kesempatan untuk memajukan komoditas bahan makanan dan minuman lokal Nusa Tenggara Barat. Buah, sayur, dan bawang putih dari Sembalun, madu hutan Sumbawa, mete, terasi Lombok, ikan laut serta ayam kampung merupakan bahan makanan lokal yang berkualitas. Kondisi ini akan menguntungkan petani, peternak, dan industri rumah tangga untuk membangkitkan perekonomian. Ini juga menunjukkan keberpihakan pemerintah dan komitmen untuk mengurangi jejak karbon sekaligus mendukung pariwisata berkelanjutan.

Lumbung tani di Sembalun (sumber : cybex.pertanian.go.id)
Lumbung tani di Sembalun (sumber : cybex.pertanian.go.id)
Mandalika, Pariwisata Internasional dengan Otentisitas Lokal

Garda depan pariwisata ada pada masyarakat tempatan. Kecanggihan teknologi, kenyamanan fasilitas dan infrastruktur adalah standar, bisa dijumpai di belahan dunia manapun. Yang membedakan satu dan lainnya adalah otentisitas kelokalan. 

Menjaga kelestarian ekologi dan budaya serta tidak larut dalam mass tourism akan menjadikan Mandalika khususnya dan Lombok pada umumnya sebagai sebuah destinasi wisata kelas dunia yang unik.

Alangkah indahnya jika ada jalinan erat antara pariwisata, kelestarian ekologi, otentisitas budaya, dalam kemasan petualangan olahraga di sekeping surga dunia bernama Mandalika. Ini  akan menjadi promosi pariwisata Lombok di kancah dunia. 

Masyarakat Lombok yang religius sebagai tuan rumah, turis yang menghormati budaya setempat, akan menjadi simbiosis mutualisme. Kebersahajaan yang tulus akan membuat siapapun terkesan dan ingin balik lagi. Ya, tak perlu ke luar negeri, melancongnya di Mandalika-Lombok, Di Indonesia Aja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun