Bandung (9/5) - Siapa yang tidak pernah dengar dan mengalami soal kredit? Ya, sebagaian besar masyarakat Indonesia pasti sudah akrab dengan kata kredit dan tidak jarang di antara kita yang pernah mengalami kesulitan soal kredit ini.
Pertanyaan yang kemudian muncul, mungkinkah kredit yang dimiliki bukanlah sebagai beban yang membuat kehidupan kita tidak tenang dan tertekan tapi malah menjadikan perekonomian menjadi lebih baik?
Toni Muliadi, Co-founder BPR Mitra Parahyangan Bandung, lewat acara webinar "Parade Pengusaha Bandung Berbagi Inspirasi", yang diadakan oleh IIDB-Indscript Creative bersama BUKUIN menyampaikan bahwa kredit sangat mungkin menjadi produktif. Lebih jauh beliau menjelaskan bahwa kredit dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Kredit KomersilÂ
Kredit komersil biasa disebut kredit produktif yang nama kredit ini digunakan untuk suatu kegiatan yang nantinya dapat menghasilkan barang atau jasa yang menghasilkan. Dana dari kredit komersil ini biasanya dipakai untuk mengembangkan usaha atau investasi. Termasuk dalam kredit komersil: Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Modal Kerja juga Kredit Investasi.
2. Kredit Konsumtif
Kredit yang digunakan untuk keperluan konsumtif seperti membeli kebutuhan pribadi, kredit kepemilikan rumah, kredit pembelian mobil dan lain sebagainya.
Beliau juga mengatakan, jangan mudah tergiur dengan kredit yang tidak terencana dengan matang sehingga pada akhirnya kita terjebak dengan utang. Memang tidak ada salahnya jika kita sangat terpaksa yang akhirnya mengharuskan untuk mengambil utang atau kredit, tapi dengan menimbang atau mengukur kemampuan kita dalam membayar cicilannya nanti.
Bagi UMKM yang mengajukan kredit di BPR Mitra Parahyangan Bandung mungkin merasakan bahwa mengajukan kredit di tempat kami terasa lebih sulit dengan berbagai pertanyaan yang diajukan secara mendetail. Hal tersebut dilakukan karena kami bukan saja ingin memberikan kredit bagi UMKM namun juga memberikan pendampingan UMKM agar dana yang diberikan dapat digunakan dengan tepat, imbuhnya lagi.
Kuncinya adalah jangan terjebak utang, maksudnya adalah, ketika kita tidak tepat perencanaan atau penggunaan dalam dana yang telah didapatkan, maka kemudian kita akan terjebak pada kondisi ketidakmampuan untuk membayar utang tersebut.Â
Bahkan yang lebih mengerikan lagi, jika pada akhirnya harus membayar utang dengan berutang, hingga akhirnya kita tidak mampu keluar dari lubang utang itu sendiri.