Laki -- laki sebagai makhluk yang men-claim dirinya menjadi makhluk yang paling kuat dan dominan sepertinya tidak lagi cenderung seperti itu. Setelah saya belajar di Kelas Teori Komunikasi dan Postmodernisme Dr. Geofakta Razali, saya belajar dan memahami bagaimana seharusnya tindakan dan pola pikir saya sebagai laki -- laki di era postmodern ini. Pada era postmodernisme ini laki -- laki tidak bisa lagi untuk mengabaikan dan mengacuhkan makhluk lain yaitu perempuan. Di era ini gerakan feminisme sudah banyak bermunculan sebagai bukti bahwa perempuan juga berhak untuk setara dengan laki -- laki.
Jika melihat sejarah Indonesia, rasanya feminism itu sudah mulai ditandai dengan bukti perjuangan R.A. Kartini. Beliau memperjuangkan hak -- hak rakyat kecil khususnya perempuan untuk bersekolah dan menjalani hidup setara dengan kaum laki- laki. Saat ini di Indonesia sudah banyak perempuan yang menjadi pemimpin wilayah ataupun partai politik. Hal tersebut bukti bahwa dominasi tersebut sudah mulai bisa diambil alih oleh perempuan.
Pengaruh tersebut jangan dilihat sebagai ancaman, namun harusnya dijadikan motivasi agar kita hidup lebih baik lagi dan bisa berdampingan dengan perempuan tanpa ada diskriminasi didalamnya. Sudah tidak bisa lagi laki -- laki menempatkan posisinya selalu diatas jika tidak memiliki kompeten yang tidak sebanding. Jika sudah bisa menjadi versi dari laki laki yang baru di era ini maka segala kemungkinan baik akan lebih mudah didapatkan atau diraih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H