Mohon tunggu...
Hanin Rofika Pramestie
Hanin Rofika Pramestie Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi PBSI FKIP UNISSULA

"Menulis ibarat menyuarakan isi pikiran, jadilah menginspirasi dengan langkah awal, yap menulis!" Drop me hai👋 Instagram: hanin.rofika Twitter: @yourfuturebyy

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Manusia Seutuhnya dalam Sila ke-2 Pancasila

29 Oktober 2020   14:01 Diperbarui: 8 Januari 2021   14:34 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Implementasi Manusia Seutuhnya dalam Sila ke-2 Pancasila

Oleh Dr. Ira Alia Maerani, M.H. dan Hanin Rofika Pramestie 

Dewasa ini sering kali dijumpai berbagai problematik mengenai kemanusiaan. Banyak orang yang belum mengetahui hakikat kemanusiaan itu sendiri, kemanusiaan hanyalah label dan belum sepenuhnya orang sadar akan kemanusiaan. Seperti acuh tak acuh ketika mendapati orang tua yang akan menyeberang jalan, berdiam diri ketika melihat korban kecelakaan, atau seperti kejadian yang tidak lama ini terjadi mengenai penolakan jenazah perawat yang meninggal karena terinfeksi Covid-19. Sisi kemanusiaannya perlu ditanyakan sepertinya, barangkali belum berjalan dengan semestinya?.

Apalah arti manusia tanpa kemanusiaan? Sila ke-2 dalam Pancasila sendiri sudah jelas berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab" tertuang jelas bahwa setiap manusia harus mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya NKRI memiliki landasan kuat yang mengatur tingkah laku manusia, terdapat dalam landasan negara berupa Pancasila dan UUD 1945.

Salah satu penyebab perpecahan adalah stigma. Lalu apakah stigma itu? Stigma atau yang lebih dikenal dengan pengecapan ciri negatif seseorang berdasarkan pengaruh lingkungannya, seperti yang kita ketahui bahwa perspektif masyarakat kian hari semakin kian menjadi, diawali dengan asumsi-asumsi dan praduga mengenai kehidupan manusia lain hingga menimbulkan stigma yang bisa saja melukai hati orang lain. Menstigmakan manusia lain karena alasan orang itu pernah melukai kita, karena kebencian ataupun ketidaksukaan juga tidak dibenarkan.

Perlunya memanusiakan manusia, adalah suatu bentuk usaha kita terhadap diri kita dan orang lain, dengan tidak melakukan diskriminasi dan tidak semena-mena terhadap orang lain, coba bayangkan jika dunia ini dipenuhi manusia yang memanusiakan manusia pasti tidak ada yang namanya pembunuhan karena rasa iri, perang antar saudara, saling menyalahkan satu sama lain, atau hal remeh temeh lainnya yang memicu adanya perpecahan. Indonesia memang banyak suku dan budayanya tapi kita satu kesatuan, seperti semboyang bangsa Indonesia yaitu Bhineka tunggal Ika yang dimaknai meskipun berbeda-beda kita tetap satu jua.

Dalam Islam sendiri memandang bahwasanya kemanusiaan sebagai bentuk upaya mengangkat derajat manusia kembali ke fitrahnya. Karena pada hakikatnya manusia adalah ‘abd yang berstatus sama dihadapan Tuhan, terlepas dari kualitas ketaqwaan mereka masing-masing, lantas implementasi seperti apa yang harus dilakukan agar manusia dapat menjadi manusia seutuhnya berdasar pada sila ke-2 pancasila? Maka sebagai manusia kita perlu menyadari beberapa hal:

1. Manusia makhluk ciptaan Tuhan
Tidak ada yang berbeda dari manusia satu dan manusia lainnya dihadapan Tuhan, manusia merupakan mahluk yang diciptakan dengan sempurna, oleh karena itu manusia diciptakan dengan hati dan pikiran dimana bertujuan agar manusia dapat memilah mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang benar dan mana yang tidak benar sehingga tercipta kehidupan yang aman tanpa adanya kekacauan.

2.  Menanamkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945
Pentingnya memahami dan menanamkan pancasila dan UUD 1945 bahwa ideologi negara tidak serta merta dibuat hanya untuk dibaca atau dihafalkan ketika sedang ulangan saja. Melainkan butuh bukti nyata dalam tindakan bahwa sudah hakikatnya  manusia memanusiakan manusia lainnya tanpa memandang apapun baik latar belakangnya, kepercayaannya, ras atau suku, dan hal lainnya.

3. Membangun lingkungan yang berkualitas
Lingkungan merupakan hal yang paling krusial yang menandai bagaimana kepribadian seseorang, lingkungan juga terkadang menjadi tolak ukur dimana manusia satu menilai manusia yang lain, oleh sebab itu berkumpul dengan orang yang positif akan membawa energi positif disekitar kita dan sebaliknya ketika kita berkumpul dengen toxic people maka tak jarang kita akan terlarut dengan hal-hal yang toxic pula.

4. Bersikap selayaknya manusia
Hal ini penting dilakukan mengingat manusia merupakan makhluk yang tidak luput dari salah, oleh karena itu jangan langsung mengunderestimate manusia lain hanya karena melihat dari luarnya saja. Posisikan pada diri sendiri ketika kita berperilaku kepada orang lain maka hal-hal semacam menstigmakan manusia lain saya yakin sedikit demi sedikit dapat diminimalisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun