Dampak positif
- Bisa menjadi kekuatan militer negara
- Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN)
- Dapat mendiagnosis suatu penyakit seperti kanker dan teknologi radiografi
- Dapat dimanfaatakan pada bidang Industri seperti memeriksa badan pesawat dan memeriksa sistem beton yang bertulang
- Dapat menjaga kualitas dan kualitas pangan contohnya proses iradiasi pangan
- Menjadi sumber daya yang bertenaga tinggi
Realisme Memandang Nuklir
Berdasarkan pengertian nya realisme memandang negara sebagai unsur paling tinggi dalam politik internasional. Secara realisme, Pengembangan nuklir dapat dilihat sebagai tindakan negara yang Anarkis dan egosentris dimana hal ini dilihat sebagai tindakan negara untuk memenuhi kekuatan nya. Oleh sebab itu dalam upaya pengembangan nuklir ini tentu saja negara perlu mengesampingkan dampak-dampak buruk dari nuklir karena adanya senjata nuklir dapat meningkatkan  kedaulatan suatu negara yang mana negara dipandang sebagai aktor atau pelaku utama dalam sistem tatanan global.
Terkait hal ini negara-negara yang menganut pandangan realisme melihat tidak ada alasan untuk menghentikan dan melarang pengembangan nuklir jika suatu negara setuju dan sah-sah saja akan hal ini. Negara akan melakukan apapun untuk mempertahankan posisi negaranya tetap aman salah satunya dengan mengembangkan sejata nuklir. Nuklir bisa menjadi senjata dimana untuk menyelesaikan suatu peperangan seperti Perang Dunia II yang pada saat itu Amerika meluncurkan nuklir ke Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Peperangan memang bisa dihentikan namun dampak dari nuklir sangat tidak manusiawi, populasi Jepang pada saat itu hampir musnah. Dengan adanya peristiwa tersebut Nuklir dilarang untuk sebagai senjata dalam peperangan karena dianggap bisa memusnahkan populasi manusia dan merusak lingkungan.
Didalam teori Realisme terdapat konsep Balance Of Power yang dimana terdapat keseimbangan kekuatan antar negara satu dengan negara lain agar tidak ada negara yang mendominasi. Persaingan negara dibidang militer akan terus terjadi karena jika tidak memgembangkan kekuatan militer akan timbul rasa curiga atau terancam ke negara yang lebih kuat sehingga perlombaan antar negara dibidang militer akan terus terjadi hingga sekarang. Sebagai contoh negara Amerika Serikat berhasil mengembangkan nuklir kemudian Rusia juga ikutan mengembangkan nuklir. Hal ini terjadi karena adanya perlombaan secara halus di bidang militer. Russia merasa terancam jika Amerika Serikat lebih maju dalam bidang militer sehingga Rusia mengatasi rasa kekhawatiran tersebut dengan ikut mengembangkan nuklir. Rusia merasa aman jika posisi negaranya sama dengan posisi Amerika Serikat. Hal tersebut menunjukkan perlunya Balance Of Power.
Kesimpuannya, Realisme memandang nuklir ini sebagai kekuatan suatu negara yang dimana bertujuan untuk mengamankan negaranya sendiri terhadap negara lain. Nuklir digunakan sebagai senjata cadangan oleh suatu negara dikarenakan dalam Etika perang nuklir dianggap cara yang curang karena adanya perbedaan kekuatan. Contohnya pada saat perang dunia II yang berakibat fatal karena menggunakan senjata nuklir. Namun dibalik dampak negatifnya nuklir memiliki sisi positif yaitu dapat membantu dalam bidang Kesehatan, PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) dan lain sebagainya. Dengan adanya nuklir digunakan sebagai wujud Balance Of Power negara negara maju. Seiring berjalannya waktu Nuklir digunakan untuk alasan sebuah kerja sama antar negara di era teknologi sekarang. Nuklir pada era sekarang lebih diliat dari sisi positifnya untuk membantu pembangunan suatu negara. Contohnya negara Indonesia yang melakukan kerja sama dengan negara Rusia dibidang pengawasan nuklir. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H