Mohon tunggu...
Hanik Wijayanti
Hanik Wijayanti Mohon Tunggu... -

complicated

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Langkah Pembelajaran EEK dalam RPP Ternyata Mengacu Kinerja Otak

3 Desember 2011   16:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:52 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana kita bisa melakukan pembelajaran dengan baik dan tepat jika kita tidak mengetahui bagaiman otak kita bekerja dan belajar? Otak kita merupakan sebuah system. Otak kita memiliki system syaraf. Unit fungsional dari system syaraf yaitu neuron.

Neuron bertanggung jawab atas informasi yang disempurnakan melalui konversi sinyal-sinyal kimiawi menjadi sinyal elektrik dan kemudian kembali lagi. Neuron memiliki tiga komponen penting yaitu dendrite, akson (saluran-saluran penghubung), dan badan sel. Terdapat konektor-konektor (sinapsis, titik tempat akson berhubungan dengan dendrite dari neuron-neuron lain. Sinapsis bisa kuat dan bisa lemah. Kekuatan sinaptik memutuskan apakah impuls akan terus berjalan ke neuron berikutnya atau tidak. Jika otak merasa stimuli yang diterimanay itu tidak penting, maka informasi tersebut akan mendapat prioritas rendah. Namun sebaliknyya, jika otak merasa stimuli yang diterimanya itu penting untuk ditempatkan dalam long term memori, maka potensi memori pun terjadi dan kuat. Proses komunikasi dari sel ke sel lain aktif ketika otak menerima stimulus. Untuk itu dalam pembelajaran kita memerlukan stimulus yang cukup yang dapat mebangkitkan kinerja otak siswa. Pemberian stimulus ini dapat berupa pertanyaan mengenai materi yang akan dipelajari, dapat berupa gambar, ataupun pengalaman langsung terhadap hal-hal yang sedang atau telah terjadi.

Namun perlu diketahui bahwa ketika neuron-neuron aktif sebuah arus listrik menjalar dari badan sel dan turun ke akson. Arus ini adalah potensi aksi, dan ketika arus tersebut sampai pada sinapsis, arus akan memicu pelepasan zat kimia yang dikenal dengan nama neotransmiter. Pengalaman-pengalaman menyenangkan akan dapat menstimuli pelepasan kimiawi neotransmiter yang dapat mengembangakan pegalaman belajar. Untuk itu dalam mendidik anak, sebisa mungkin menggoreskan pembelajaran yang menyenangkan dan dalam lingkungan yang kondusif agar anak dapat maksimal dalam belajar. Tidak hanya cukup sebisa mungkin, namun juga harus!

Nah, para pembaca yang budiman, tahukah Anda mengenai RPP yang mencangkup adanya langkah pembelajaran berupa EEK (Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi)? Kegiatan dalam langkah pembelajaran ini mengacu pada fungsi otak. Ketika pembelajaran sebelumnya diaktifkan, otak cenderung akan membuat koneksi dengan materi baru, sehingga demikian hal ini akan dapat meningkatkan pemahaman dan pemaknaan. Prapemaparan yang dilakuakn dengan stimulus yang telah disinggung sangat penting diberikan sebelum melakukan kegiatan pmbelajaran.

Akuisi, elaborasi, dan formasi memori merupakan tahapan penting dalam kegiatan pembelajaran. Dimana akuisi merupakan tahap penciptaan koneksi atau pada saat neuron-neuron itu saling berbicara satu sama lain. Tahap pencapaian koneksi ini tergantung dengan pengetahuan sebelumnya untuk membuat koneksi yang diperlukan. Siswa yang memiliki pengalaman yang banyak akan lebih mudah belajar. Ia menyatukan pengalaman-pengalaman yang ada di masa lalu kemudian menggabungkan apa yang ia pelajari pada saat ini. Untuk itu tugas guru merupakan fasilitator yang menciptkan lingkungan belajar yang kondusif agar siswa dapat memenuhi apa yang harus ia penuhi agar kinerja fungsi otak dapat berkembang secra maksimal. Dalam pembelajarannya, terkadang ingatan mengenai apa yang telah dipelajari menghilang.

Untuk dapat mengingat sesuatu masih dibutuhkan sebuah elaborasi untuk memastikan bahwa otak tetap menjaga koneksi-koneksi sinaptik yang diciptakan dari pembelajaran baru. Elabrasi dalam pembelajaran dapat berupa diskusi dengan kelompok, menganalisis masalah untuk dipecahakan dan alain sebgainya. Untuk itu kita contohkan dalam langkah kegiatan RPP elaborasi (pada kegiatan inti), guru memberikan kesempatan pada siswa untukberdiskusi dengan kelompok unruk menyelesaikan permaslahan. Istirahat cukup, memanejemen emosi memainkan peranan penting dalam pemrosesan dan pembelajaran yang terjadi.

Nah untuk para calon guru, penting kan memasukkan kegiatan-kegiatan seperti eksplorasi, elaborasi, dan konfirnmasi dalam pelaksanaan pembelajaran karena kegiatan tersebut telah mencangkup sesuai dengan kinerja otak. Kebutuhan para siswa merupakan hal yang utama yang perlu disiapkan oleh guru. Entah itu persiapan kondisi mental, pemberian stimulus dan pengalaman-pengalaman untuk mengacu kinerja otak sehingga pembelajaran yang mereka butuhkan dapat terpenuhi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun