Mohon tunggu...
Hanifati Alifa
Hanifati Alifa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga

Gemar menulis | mengutarakan isi hati dan pikiran mengenai isu kekinian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Membaca Buku Sastra di Era Artificial Intelligence (AI)

22 Mei 2024   13:31 Diperbarui: 22 Mei 2024   13:38 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Membaca Buku Sastra (Pexels.com/Aline Viana Prado) 

Membaca Buku di Era Teknologi Artificial Intelligence (AI) 


Membaca buku sastra dapat dikatakan merupakan salah satu hobi dan kegemaran yang menyenangkan. Akan tetapi, di tengah era banjir data dan informasi Artifical Intelligence (AI) seperti saat ini, apakah kita masih perlu membaca buku? Mengingat kini kita juga memegang gawai yang cepat memberikan jawaban atas pertanyaan kita.

Kemudahan mengakses buku, khususnya Sastra tidak sesulit jaman dulu. Tidak harus membeli ke toko buku, bahkan kini kita dapat mengakses buku melalui gawai. Layanan perpustakaan digital memudahkan kita membaca buku secara daring.

Di perkotaan pun juga terdapat perpustakaan daerah. Begitu juga di pedesaan, terdapat desa yang menginisiasi taman bacaan masyarakat. Ke semua itu menandakan akses buku yang dapat kita raih. 

Dengan teknologi internet, kemudahan mengakses informasi kita rasakan pada banyak hal. Bila kita ingin mencari tahu suatu hal, cukup memasukkan kata kunci di mesin pencari dan sekian menit kita bisa menggulir halaman untuk membacanya. Terlebih lagi dengan AI, kita cukup memberi perintah mengenai penjelasan suatu hal, dalam hitungan menit akan muncul jawaban yang kita cari. 

Di sisi lain, teknologi bisa kita ibaratkan seperti sebuah mata pisau, yang bermanfaat atau justru merugikan. Seperti halnya teknologi AI yang juga berpotensi memiliki dampak positif dan negatif di dunia literasi dan pendidikan. Mengutip dari Jurnal Universitas Pahlawan (2023), pemanfaatan AI yang berlebihan dapat mengakibatkan ketergantungan siswa pada teknologi AI. Pada gilirannya, teknologi AI dapat menyebabkan kemalasan dalam belajar dan kurangnya inisiatif berpikir, serta berpotensi menurunkan tingkat literasi siswa.

Demikian pula terhadap minat membaca. Membaca buku sebagai sumber pengetahuan dan ilmu bisa jadi tidak menarik dan melelahkan. Hal itu mengingat AI cenderung memiliki sifat yang instan. AI memudahkan kita dalam mendapatkan data, informasi bahkan menuruti perintah tertentu yang kita berikan. 

Kenapa Kita Harus Membaca Buku?

Seperti kata pepatah "buku adalah jendela dunia". Dan itu benar adanya. Sedari kita sekolah membaca buku menjadi kegiatan yang tidak terpisahkan. Bahkan, ada pula orang tua yang di rumah juga mengenalkan buku. Mereka membacakan buku cerita sejak kecil atau membiasakan membaca daripada menonton televisi. Beberapa manfaat membaca buku adalah sebagai berikut. 

Pertama, buku mampu meningkatkan imajinasi kita. Ini terutama saat kita membaca buku fiksi. Kedua, buku memiliki kekuatan untuk mengubah cara kita berpikir, berbicara dan menganalisa sesuatu. Hal itu semakin kaya saat kita membaca berbagai genre dari non fiksi, fiksi, drama, thriller dst. Buku tersebut hadir dengan perspektif masing-masing.

 

Ketiga, buku dapat membantu membangun kepercayaan diri seseorang. Hal itu jelas lantaran buku memberikan kita lebih banyak pengetahuan dari berbagai topik, membekali kita dalam percakapan sosial. Keempat, membaca buku memiliki berbagai manfaat mental dan fisik. Secara mental, membaca buku membangun rasa empati kita saat terlibat dalam karakter buku. Secara fisik, membaca efektif untuk meningkatkan memori dan fokus.

Kelima, membaca membantu kemampuan menulis. Tentu saja, membaca dan menulis adalah hal yang tidak terpisahakan. Dengan membaca, kekayaan pengetahuan serta diksi dapat kita peroleh.

Membaca Buku Sastra itu Penting

Menurut saya, membaca buku sastra--khusus nya--di era saat ini perlu dan penting sebagai sebuah kebutuhan. Bukan hanya karena kepentingan utama, melainkan sebagai suatu gaya hidup. Di luar kepentingan perkuliahan dan pekerjaan misalnya, saya sendiri menggemari buku sastra karangan penulis perempuan seperti Ayu Utami, Dee Lestari, Leila Chudori. Berbagai genre buku tersebut adalah buku fiksi ilmiah dan sejarah, sosial budaya. Saya merasakan apa manfaat membaca seperti dijelaskan sebelumnya. Bahwa dengan membaca buku, tumbuh rasa empati serta memberikan kita pengetahuan baru dan lebih kaya.

Dibandingkan di linimasa internet, ada resiko berita atau informasi yang kita peroleh tidak valid atau bahkan termasuk hoaks. Sementara pada buku telah  melewati rangkaian pemeriksaan fakta hingga verifikasi, sehingga buku memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi.

Akhir kata, saya harap di peringatan Hari Buku Nasional ini  menjadi momentum kita bersama. Kita membiasakan kembali membaca buku di keseharian kita. Tidak hanya itu saja, bagaimana kita merawat dan menyimpan dengan baik buku tersebut.  Buku, dengan genre apapun baik sastra dan lainnya tetap penting dan perlu dibaca, meski internet tersambung dimana-mana, AI bisa kita akses kapan pun.

Selain itu, saya juga menyambut baik kabar bahwas program Kemdikbud mengenai Sastra Masuk Kurikulum dan Perpusnas akan menciptakan 10 ribu perpustakaan desa di seluruh Indonesia. Setiap perpustakaan akan menerima seribu buku beserta rak penyimpanan. Hal itu merupakan tiga program prioritas Perpusnas pada 2024 yakni penguatan budaya baca dan literasi, pengarusutamaan naskah, serta standardisasi dan pembinaan perpustakaan. Hal ini menjadi angin segar, bahwa negara kita memiliki perhatian serius dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat.

Sumber referensi:


https://www.kompas.com/edu/read/2024/02/16/143448771/bangun-budaya-baca-perpusnas-akan-ciptakan-10000-perpustakaan-desa

https://perpusnas.go.id/berita/kondisi-darurat-buku-di-indonesia

https://www.gramedia.com/best-seller/manfaat-membaca-buku/

https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/GNlWG5yK-perpusnas-rasio-buku-dengan-jumlah-penduduk-di-indonesia-tak-ideal

Jenita, J., Saputra, A. M. A. ., Salwa, S., Wijayanto, G. W., Asri, H. ., & Novandalina, A. . (2023). PEMANFAATAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE DALAM MENYUSUN ARTIKEL ILMIAH TERINDEKS SINTA. Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(5), 10292--10299.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun