Mohon tunggu...
hanif sofyan jr
hanif sofyan jr Mohon Tunggu... Freelancer - pegiat literasi

penyuka fotografi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Crooks, Trumps, dan Insiden Butler

19 Juli 2024   12:01 Diperbarui: 20 Juli 2024   15:40 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana panik usai penembakan Trumps-sumber gambar AFP via suara.com

Ini membuat orang berpikir ulang tentang demokrasi. Sehingga seorang penulis kritis dari negeri Paman Sam itu justru menulis buku ang menarik sebagai bentuk pemikiran kritisnya--matinya demokrasi.

Tentu saja karena nilai-nilai demokrasinya itu sendiri yang telah "dibunuh" oleh para pengguna dan pelaksananya dilapangan. Namun dalam situasi dunia penuh pertarungan kepentingan seperti sekarang ini, dibagian mana dunia demokrasi masih berjalan dengan baik-baik saja?

Padahal melalui "mata kuliah kerja lapangan" dengan SKS padat selama masa pemilu , menjadi kesempatan masyarakat mengikuti sebuah pembelajaran, sebuah studi tentang bagaimana politik dan demokrasi ideal sejatinya bisa dijalankan.

Tapi politik memang sulit ditebak dan diduga. Mungkin seperti sebuah bola bundar yang tidak pernah tetap kemana akan memantul.

Suasana panik usai penembakan Trumps-sumber gambar AFP via suara.com
Suasana panik usai penembakan Trumps-sumber gambar AFP via suara.com

Belajar dari Kisah Butler

Butler, Pennsylvania, pada Sabtu (13/7/2024) atau Minggu (14/7/2024) waktu Indonesia menjadi tanggal penanda peristiwa penting politik yang tidak biasa.

Eks presiden Trump kembali berhadapan dengan petahana Presiden Joe Biden dalam Pemilihan Presiden AS 2024. Namun sebuah insiden tingkat tinggi mengacaukan kampanyenya. Trump tertembak di telinga kanannya saat sedang berkampanye. 

Kronologi yang dilansir New York Times, menyebutkan bahwa lapangan Butler Farm Show di Pennsylvania pada Sabtu (/13/7/2024) siang waktu setempat dipilih Trump sebagai tempat kampanye yang dimulai pada pukul 13.00 dan dihadiri puluhan ribu partisipan pendukungnya.

Berdiri di podium menghadap ke arah utara, ke arah bangku-bangku pendukungnya, dengan latar belakang sekelompok bangunan yang berjarak kurang lebih 400 meter dari panggung. Trump mulai berorasi membahas kebijakan saingannya Presiden AS Joe Biden dan situasi negara saat ini. 

Menariknya adalah selama proses kampanye tersebut, peserta kampanye sempat melihat seorang pria dengan senapan di atap salah satu gedung, mungkin ia mengira petugas keamanan yang disiapkan untuk berjaga. Sebelum kemudian terdengar suara tembakan, yang menghentikan orasi Trumps yang membahana itu. 

Pidatonya terputus, dan Trump memegangi telinga kanannya yang terlihat berdarah, saat dua tembakan lainnya dilepaskan, ia menunduk di belakang podium, dan langsung dikawal ketat pengawalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun