Mohon tunggu...
hanif sofyan
hanif sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - penulis tanpa buku

booklover, penulis the dark years-hans

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Seberapa Besar Peluang Timnas Indonesia Keluar dari "Lubang Jarum" Piala Asia 2024?

5 Januari 2024   11:02 Diperbarui: 6 Januari 2024   16:59 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penjaga Gawang : Ernando Ari (Persebaya), M. Riyandi (Persis), Syahrul Trisna (Persikabo).

Pemain Belakang : Jordi Amat (JDT), Justin Hubner (Wolverhampton), Rizki Ridho (Persija), Elkan Baggott (Ipswich Town), Wahyu Prasetyo (PSIS), Sandy Walsh (KV Mechelen), Asnawi Mangkualam (Jeonnam Dragon), Yakob Sayuri (PSM), Shayne Pattynama (Viking FK), Pratama Arhan (Tokyo Verdy), Edo Febriansyah (Persib).

Pemain Tengah : Marc Klok (Persib), Ivar Jenner (Utrecht), Marselino Ferdinand (KMSK Deinze), Ricky Kambuaya (Dewa United).

Penyerang : Egy Maulana (Dewa United), Witan Sulaeman (Bhayangkara FC) , Saddil Ramdani (Sabah FC), Hokky Caraka (PSS), Dendy Sulistiawan (Bhayangkara), Rafael Struijk (Ado Den  Haag), Ramadhan Sananta (Persis), Dimas Drajad (Persikabo).

Tanpa meremehkan keberadaan mereka, kita patut mempertimbangkan apa yang menjadi andalah penyokong harapan kita agar timnas Indonesia bisa membawa pulang torehan prestasi terbaik, sekalipun tak menjadi juara.

Perhatian kita terhadap hal-hal teknis, mentalitas berkaitan dengan berbagaia persoalan dunia persepakbolaan yang dihadapi kita di Indonesia saat ini  patut menjadi perhatian yang serius.

Ini tidak bermaksud bahwa kita tak boleh optimis, namun jika selama berbagai persoalan yang menyangkut teknis bisa menganggu para pemain timnas beralih wujud menjadi pemain profesional akan sulit dicapai.

Termasuk prestasi besar, yang selama ini kita jadikan ukuran dan batu loncatan-milestone untuk menjadikan timnas kita memiliki jam terbang tinggi dan semakin profesional layaknya klub-klub bola raksasa di luar sana. 

Masalah Klasik Kita Teknis dan Tata Kelola

Seperti diungkapkan Kapten tim Garuda Muda, Bagas Kaffa, yang menyebut bahwa kualitas penyelesaian akhir  (finishing) masih perlu ditingkatkan. 

Dalam banyak kasus, para pemain Indonesia saat berada di titik pinalti, seringkali melakukan blunder, dengan menendang bola kuat namun tidak terarah dan tinggi melampui mistar atau melenceng. Persoalan teknis ini terus berulang.

Persoalan teknisnya yang buruk, bisa jadi persoalan performa mental masih harus jadi ganjalan terbesarnya. Ini terjadi saat Timnas Indonesia U-23 di Piala AFF U-23 2023. Ketika itu hanya bisa bermain 1-o melawan Timor Leste.

Sebuah tulisan di platform Quora menyoroti kualitas persepakbolaan kita dengan keras. " Sepak bola Indonesia harus dibubarkan. Tak ada gunanya sepak bola di Indonesia ada, sepak bola Indonesia hanya membuat negara malu dengan berbagai insiden dan kekalahan. Ditambah lagi angaran negara yang habis sia-sia untuk sepak bola Indonesia tapi hasilya nihil."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun