Mohon tunggu...
hanif sofyan jr
hanif sofyan jr Mohon Tunggu... Freelancer - pegiat literasi

penyuka fotografi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Belajar dari Pengalaman Konsumen, Cara Going Concern Bisnis

27 November 2023   14:11 Diperbarui: 19 Juli 2024   18:38 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
belanja online dapat menjadi input bisnis kita sumber gambar jurnal pos

Kecewa, kesal, jadi males makannya, apalagi beli kerupuk iklannya kriuk---pas sampai rumah, rasa krupuknya melempem. Nanti justru hanya akan dianggap gimmick.

Seringkali ini kurang atau tidak menjadi perhatian para pebisnis---jadi bukan sepenuhnya karena soal laba, tapi keinginan membuat produknya bombastik dan viral di medsos dan mengabaikan kualitas. Bahwa berbisnis tetap harus mengandalkan rasa-totalitas terjaga dengan cara terukur dan baik. Meskipun sedang banyak orderan seklipun.

Kenal dulu produk baru viral atau viral dulu baru kenal produk---keduanya bisa datang karena konsistensi produk dengan kualitas yang baik. Tanpa itu, bagaimana Roti Babah Setoe, sebuah toko roti yang sangat melegenda di Kota Solo yang telah berdiri sejak 1882 bisa bertahan?.

Toko roti Babah Setoe ini menyediakan aneka ragam jenis roti, mulai dari roti semir, roti santan, roti kayu manis gula jawa, roti tawar, dan beragam jenis roti lainnya. Dari sekian banyak jenis roti, roti semir krim mocca menjadi favorit konsumen.

Jika dibandingkan dengan toko roti modern, dan toko kekinian lain, apakah produk mereka tidak tersedia di toko lain?. Tentu saja bukan, bahkan kalah banyak soal varian kue, tapi konsistensi mutu itulah yang membuatnya bertahan melawan jaman.

Pengusaha Tahan Banting-Going Concern

toko jadul tahan lama di bandung sumber gambar pikiran rakyat
toko jadul tahan lama di bandung sumber gambar pikiran rakyat

Dalam pembelajan ekonomi yang ada istilah---going concern---saat kita memulai usaha, kita juga harus berpikir, bagaimana agar usaha itu akan terus bisa bertahan melawan waktu dan gesekan---persaingan, perubahan trend dan sebagainya.

Going concer itu masih relate dengan kisah Mbak Indria Salim saat belanja online saat lebaran. Terutama soal jalan rezeki dan totalitas usaha. Bahwa untuk mencapai keduanya butuh kerja keras. Soal jalan rezeki juga sama. Termasuk ketika kita memulai  berbisnis, harus mengenal produk, memikirkan akses tambahan modal, mikir soal --pemasaran--marketing, packaging, dan branding. Setidaknya konsisten rasa yang terukur masih bisa menyelematkan produk dan bisnis sekalipun persaingan makin besar.

SEBAIKNYA KALIAN TAU!

Kelangsungan hidup (Going concern) merupakan salah satu tujuan jangka panjang suatu entitas bisnis yang notabenenya adalah profit oriented. Kelangsungan hidup ini sering dijadikan tolok ukur kinerja manajemen dalam keberhasilan mencapai tujuan perusahaan dan hal ini banyak dipengaruhi oleh berbagai kondisi baik dari luar dan dalam. 

Diterjemahkan dari bahasa Inggris-Kelangsungan usaha adalah istilah akuntansi untuk bisnis yang diasumsikan akan memenuhi kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo. Ini berfungsi tanpa ancaman likuidasi di masa mendatang, yang biasanya dianggap setidaknya 12 bulan ke depan atau periode akuntansi yang ditentukan.

Maka dalam pencarian ide inspiratif kita bukan sekedar mencari produk yang menarik, tapi juga bagaimana kunci sukses mereka membangun bisnis.

Ada kisah yang menarik dan inspiratif; seorang anak muda yang membuat wingko---bisnis dimulai demi membantu menjualkan dagangan ibunya.  Lama kelamaan ketika ibunya makin sepuh---tua, ia memutuskan untuk melanjutkan resep legendaris ibunya itu.

Pertama ia harus memenuhi pesanan yang jauhnya sejam perjalanan dan dalam sehari bisa dua kali bolak-balik---demi apa?, demi agar produknya bisa dikenal luas. Ini adalah cikal bakal kerja keras dan konsistensi produk dan marketingnya yang membawanya sukses kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun