Palestina dengan pencaplok wilayahnya-israel.Â
Ketika televisi masih berwarna hitam putih, dan Indonesia baru punya satu stasiun televisi milik negara-Televisi Republik Indonesia-TVRI, satu-satunya sumber berita yang tidak pernah kurang adalah konflikBegitu Dunia Dalam Berita muncul yang tayang dari hari Senin sampai Jumat pukul 21.00 WIB dengan durasi 30 menit, apalagi yang diberitakan jika bukan kekerasan israel atas tanah jajahannya Palestina--acara ini dapat dianggap sebagai acara berita terpanjang di Indonesia dengan nama yang sama, sekaligus acara televisi terpanjang yang masih tayang dengan nama yang sama. Dan dengan berita yang sama dalam setiap kali siarannya.
Begitu jam berdentang sembilan kali, anak-anak biasanya bukan duduk di depan televisi, tapi justru kabur-dan akan kembali setengah jam kemudian saat film atau acara Manasuka  Siaran Niaga-acara iklan di putar. Mereka tahu, beritanya pastilah tentang konflik tanpa titik itu.
Anak-anak saja bosan, tapi PBB dan dunia nyatanya seperti tak pernah bosan- dan tidak pernah bisa serius memikirkan bagaimana solusi terbaiknya. Ada yang berargumen bahwa jika konflik itu berakhir justru pertanda kiamat?.
Saat ini eskalasi konflik kembali meledak-hingga sebulan penyerangan israel-telah jatuh korban lebih dari 10. 000 orang. Jika ada yang menganggap hal itu sebagai serangan pembalasan, jelas sudah sangat berlebihan. Sepertinya justru menjadi kesempatan untuk melakukan pembersihan etnis-genosida secara terang-terangan.
Barangkali ini salah satu aksi genosida yang paling brutal dan mencolok di abad ini.
Memancing Hacker Bereaksi
Kelompok hacker Internasional, Anonymous Global mengancam akan ikut turun gunung secara nekat jika Israel tidak menghentikan serangan terhadap Palestina. Kelompok hacker terbesar itu mengecam warga Israel untuk tidak tinggal diam atas kejahatan kemanusiaan pasukan IDF
Rasanya memang sulit melepaskan diri--tidak terlibat dalam konflik yang paling abadi ini. Jika bukan perasaan kemanusiaan yang ikut terkoyak, solidaritas pun bisa ikut tumbuh.Â
"Salam untuk warga dunia, kami Anonymous Global. Dan kami punya pesan untuk Pemerintah Israel dan Benjamin Netanyahu," kata mereka dikutip dari Doha News, Selasa 14 November 2023. Â Mereka menyebut telah mengawasi kekejaman Israel dalam bentuk hujan bom yang menyebabkan kehancuran masif.
"Ribuan nyawa sipil hilang, termasuk sedikitnya 4.000 anak-anak, dan juga korban luka," kata mereka. "Suara kalian punya kekuatan membawa perubahan positif dan mampu menyelamatkan banyak nyawa. Jangan hanya duduk diam dan melihat kekejaman pemerintah kalian.Â
Bangkit dan bergabunglah menyerukan keadilan dan perdamaian," lanjut mereka. Kelompok peretas yang banyak melakukan serangan siber ini juga memberi peringatan pada pemerintah Israel. "Kami tak akan diam hingga keadilan diberikan. Kami adalah Anonymous. Kami tidak memaafkan. Kami tidak melupakan. Tunggulah kami," lanjut mereka.