Mohon tunggu...
Hanif Sanjaya Sutanto
Hanif Sanjaya Sutanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mengenal Lebih Dekat Program Makan Siang Bergizi Gratis

9 Januari 2025   22:18 Diperbarui: 9 Januari 2025   22:16 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, pemerintah Indonesia sedang gencar menerapkan program makan siang sehat gratis di berbagai tempat. Program ini adalah langkah yang direncanakan untuk meningkatkan gizi anak-anak Indonesia, terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Di Indonesia, gizi buruk masih menjadi masalah serius. Banyak anak-anak kekurangan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik. Kondisi ini dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental anak dan menghambat kemampuan mereka untuk berkembang.

Adapun program makan siang bergizi gratis memiliki beberapa tujuan utama (Oktari & Rahman, 2024), antara lain:

  • Meningkatkan status gizi anak: Tujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan kondisi gizi anak-anak, terutama anak-anak yang berasal dari keluarga yang tidak memiliki sumber daya finansial yang memadai. Diharapkan bahwa asupan nutrisi yang cukup akan mengurangi stunting dan meningkatkan pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak.
  • Meningkatkan kehadiran siswa di sekolah: Diharapkan program ini juga dapat meningkatkan jumlah siswa yang hadir di sekolah. Anak-anak akan lebih termotivasi untuk pergi ke sekolah jika mereka mendapatkan makanan sehat secara gratis.
  • Meningkatkan prestasi belajar: Nutrisi yang baik sangat penting untuk mendukung fungsi otak. Jika anak-anak mendapatkan nutrisi yang cukup, mereka diharapkan lebih fokus dalam belajar dan lebih baik dalam akademik.
  • Mencegah stunting: Stunting adalah masalah gizi jangka panjang yang masih merupakan masalah besar di Indonesia. Salah satu upaya untuk mencegah dan mengurangi stunting adalah program makan siang bergizi gratis.
  • Memberdayakan UMKM: Program ini juga memberi peluang kepada UMKM untuk berpartisipasi dalam penyediaan bahan makanan. Hal ini dapat meningkatkan ekonomi lokal.

Program makan siang bergizi gratis (MBG) sebenarnya memiliki tujuan yang baik dengan memberikan gizi yang cukup kepada anak-anak di Indonesia dan menghentikan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang dikenal sebagai stunting. Program ini juga memiliki dampak luas pada pengembangan usaha kecil dan menengah (UMKM) dan peningkatan ekonomi lokal. Dengan kata lain, program ini tidak hanya dapat meningkatkan kesehatan masyarakat jika tepat sasaran, tetapi juga dapat mendorong perekonomian nasional, terutama dalam sektor pertanian dan peternakan. Meskipun program ini memiliki banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang harus ditangani, seperti:

  • Aksesibilitas: Menjangkau daerah-daerah terpencil dan sulit diakses.
  • Beban anggaran: Program ini membutuhkan jumlah uang yang cukup besar, yang dapat menyebabkan mengalihkan anggaran dari sektor lain.
  • Potensi korupsi: Korupsi dapat terjadi selama proses pengadaan makanan dan distribusi bantuan.
  • Kualitas makanan: Menjaga kualitas makanan yang disajikan agar tetap sehat dan aman untuk dikonsumsi.
  • Penerimaan masyarakat: Ada beberapa masyarakat yang tidak mendukung program ini, terutama karena mekanisme pelaksanaannya.
  • Kelanjutan dan dampak jangka panjang: Evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah program ini akan memiliki dampak yang diharapkan dalam jangka panjang dan apakah program tersebut akan berlanjut.

Berdasarkan sumber CNBC Indonesia (Rahadian, 2024) daftar penerima makan siang gratis dari program sebelumnya di Kementerian Kesehatan yang dikatakan oleh Airlangga Hartanto selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia “Jumlah penerimanya sudah ada, kita sudah punya angka sebetulnya”- Data Penerima Program Makan Siang Gratis yang dimaksud adalah ibu hamil, balita, anak di usia TK, SD sampai SMP.

Hingga berita terbaru kini, daftar penerima yang menyasar pada siswa sekolah telah sampai dengan tingkat SMA sederajat (Siaran Pers Badan Gizi Nasional “Program Makan Bergizi Gratis Di Satuan Pendidikan Dimulai, Mendikdasmen Dan Wamen Pantau Pelaksanaan,” 2025).

Merujuk pada berita harian program makan siang bergizi gratis (MBG) yang telah dimulai, banyak siswa di usia PAUD-SD tidak menghabiskan makanannya dan dibawa pulang untuk dibungkus. Beberapa makanan yang terlihat tersisa adalah buah dan sayur. (Tak Habiskan Makanan, Banyak Murid PAUD Jaktim Bawa Pulang Paket MBG -CNN Indonesia, 2025), (Sudah Sarapan Nasgor, Siswi SD Di Jakbar Bungkus Makanan Dibawa Pulang -CNN Indonesia, 2025).

Program makan siang bergizi gratis merupakan langkah yang positif untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak Indonesia. Namun, implementasi program ini seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti keterbatasan anggaran, distribusi makanan yang tidak merata, serta kurangnya pengawasan terhadap kualitas makanan yang disajikan. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas program dalam mencapai tujuan jangka panjangnya.

Jika tidak dikelola dengan baik, program ini berpotensi menimbulkan dampak negatif seperti ketergantungan pada bantuan pemerintah, penurunan inisiatif keluarga untuk menyediakan makanan bergizi, dan bahkan pemborosan makanan jika tidak ada mekanisme pengawasan yang ketat.

Untuk mencapai hasil yang optimal, perlu adanya evaluasi secara berkala terhadap program ini. Selain itu, diperlukan juga sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mengatasi berbagai kendala yang ada dan memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapatkan nutrisi yang cukup. Dengan dukungan dari semua pihak, diharapkan program ini dapat mencapai tujuannya dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi generasi muda.

Sumber Rujukan :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun